Sabtu, 04/05/2024 - 16:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

IEA: Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+ Bisa Picu Resesi Global

ADVERTISEMENTS

Keputusan OPEC+ dapat memperburuk situasi dunia yang sudah di ambang resesi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

PARIS – The International Energy Agency (IEA) mengkritik keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak plus mitra (OPEC+) memangkas produksi minyak hingga 2 juta barel per hari (bph). Mereka menilai, hal itu dapat mendorong ekonomi global ke dalam resesi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kemerosotan ekonomi yang tak henti-hentinya dan harga lebih tinggi yang dipicu oleh rencana OPEC+ untuk memangkas pasokan memperlambat permintaan minyak dunia,” kata IEA yang berbasis di Paris, Prancis, Rabu (12/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

IEA, yang anggotanya mencakup Amerika Serikat (AS) dan negara-negara konsumen utama lainnya memperingatkan bahwa keputusan OPEC+ dapat memperburuk situasi dunia yang sudah di ambang resesi. “Dengan tekanan inflasi yang tak henti-hentinya dan kenaikan suku bunga, harga minyak yang lebih tinggi dapat membuktikan titik kritis bagi ekonomi global yang sudah di ambang resesi,” kata IEA.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Hamas Terima Tanggapan Resmi Israel Soal Gencatan Senjata

Sementara itu, Arab Saudi membela keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak. Riyadh membantah terdapat motif politis di balik langkah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Keputusan OPEC+ murni ekonomi dan diambil dengan suara bulat oleh negara-negara anggota. Anggota OPEC+ bertindak secara bertanggung jawab dan mengambil keputusan tepat,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, Selasa (11/10/2022), dilaporkan laman Al Arabiya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Terkait kritik tajam AS atas keputusan OPEC+, Pangeran Faisal menekankan hubungan negaranya dengan Washington bersifat strategis. “Hubungan kami dengan AS telah dikembangkan sejak terbangun,” ucapnya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Berbeda dengan pernyataan Riyadh, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan akan meninjau kembali hubungan dengan Saudi. “Kami sedang meninjau di mana kami berada; kami akan mengawasi dengan cermat, berbicara dengan mitra dan pemangku kepentingan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Selasa lalu.

Berita Lainnya:
Asa Warga Gaza Merayakan Idul Fitri tanpa Perang

Dia mengungkapkan, sebelumnya Biden telah berbicara tentang perlunya “mengkalibrasi ulang” hubungan dengan Saudi untuk melayani AS lebih baik. Menurut Price, posisi tersebut terbentuk menyusul langkah OPEC+ memangkas produksi minyak hingga 2 juta bph. “Prinsip panduan kami adalah memastikan bahwa kami memiliki hubungan yang melayani kepentingan kami. Ini bukan hubungan bilateral yang selalu melayani kepentingan kami,” ucap Price.

Sementara itu, akhir pekan lalu, Rusia memuji keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak hingga 2 juta bph. “Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Ahad (9/10/2022)

Menurut Peskov, AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC. Hal itu tampak karena Washington berusaha memompa cadangan minyaknya ke pasar global. “Mereka mencoba memanipulasi dengan cadangan minyak mereka dengan melemparkan volume tambahan ke pasar. Permainan semacam itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik,” kata Peskov.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi