Pedagang Cipinang: Masa Kritis Beras Mulai Desember-Februari 2023

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Harga beras medium, terus dipertahankan agar tidak melewati batas HET

ADVETISEMENTS

JAKARTA — Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengingatkan kesiapan pemerintah dan Perum Bulog untuk memastikan ketersediaan pasokan beras pada pergantian akhir tahun ini. Pasalnya, pergerakan harga beras saat ini masih mengalami kenaikan akibat berkurangnya pasokan.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Ketua Koperasi Pedagang Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) Jakarta, Zulkifli Rasyid, mengatakan, kenaikan harga terutama untuk beras jenis medium. Saat ini, rata-rata harga merangkak naik berkisar Rp 9.000 per kg – Rp 9.000 per kg dari sebelumnya Rp 8.500 – Rp 8.600 per kg.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Harga beras medium, terus dipertahankan agar tidak melewati batas HET beras medium di level konsumen sebesar Rp 9.450 per kg. “Kelihatannya harga akan menanjak terus karena situasi dan keadaan seperti cuaca, tapi harga beras medium tidak boleh sampai di atas Rp 10 ribu karena ini di pasar induk,” kata Zulkifli kepada Ahad (16/10/2022).

ADVERTISEMENTS


Meski demikian, ia menekankan, masa kritis beras kemungkinan akan terjadi mulai Desember 2022 hingga Februari 2023 karena bertepatan dengan musim tanam gadu. Zulkifli mengatakan, ketersediaan beras pada periode tersebut masih menjadi kekhawatiran para pedagang.

ADVERTISEMENTS


Terlebih lagi, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog masih stagnan di level 800 ribu ton atau di bawah dari batas minimal yang ditentukan pemerintah sebesar 1 juta ton. “Apakah stok kita bisa cukup pada bulan Desember, Januari, Februari, hingga Maret? Itu selalu menjadi pertanyaan,” katanya.


Bahkan Zulkifli mengatakan, jika pemerintah jeli dan merasa akan adanya kekurangan pasokan, opsi impor bisa dipertimbangkan. “Supaya kita jangan katakanm kita tidak boleh impor, tidak akan impor. Maaf saja, kita ini masih ketergantungan,” katanya.


Ia mengingatkan agar pergantian tahun ini tidak mengulang kejadian seperti pergantian tahun 2017-2018. Di mana saat itu, pemerintah terlambat mengambil opsi impor ketika harga sudah melonjak naik. Alhasil, impor masuk di saat petani menyambut panen raya sehingga merusak harga beras produksi lokal.


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version