Jumat, 03/05/2024 - 22:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Survei Ungkap Kekhawatiran Terhadap Perubahan Iklim Menurun

ADVERTISEMENTS

Kekhawatiran warga dunia beralih ke sektor kesehatan dan mata pencaharian

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

BERLIN — Kekhawatiran tentang perubahan iklim menyusut di seluruh dunia tahun lalu. Kurang dari setengah yang percaya  tentang ancaman yang sangat serius dari perubahan iklim bagi negara mereka dalam 20 tahun ke depan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Survei Gallup World Risk Poll menunjukkan pada Rabu (19/10/2022), hanya 20 persen warga di China yang menjadi negara pencemar di dunia mengatakan, percaya bahwa perubahan iklim adalah ancaman yang sangat serius. Hasil ini turun tiga poin persentase dari jajak pendapat sebelumnya pada 2019.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Survei ini didasarkan pada lebih dari 125 ribu wawancara di 121 negara. Secara global, angka tersebut turun 1,5 poin persentase menjadi 48,7 persen pada 2021. Pandemi Covid-19 dan kekhawatiran tentang masalah yang lebih mendesak seperti kesehatan dan mata pencaharian dapat menjelaskan penurunan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Spanyol Siapkan Dana Kompensasi Korban Pelecehan Seksual Gereja 

Tapi, kesadaran perubahan iklim sedikit meningkat pada 2021 di Amerika Serikat yang menjadi pencemar global terbesar kedua, menjadi 51,5 persen. Wilayah dengan ancaman ekologis tertinggi rata-rata paling tidak peduli dengan perubahan iklim menunjukan  yang mengkhawatirkan risikonya hanya 27,4 persen dari Timur Tengah dan Afrika Utara serta 39,1 persen responden Asia Selatan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Temuan ini muncul menjelang putaran berikutnya pembicaraan iklim global ketika negara-negara bertemu di Mesir pada bulan untuk COP27. Namun terlepas dari kekhawatiran yang menyusut, tagihan ekologis dari perubahan iklim tumbuh secara global.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Sebuah studi oleh Institute for Economics and Peace dari 228 negara dan wilayah menemukan, 750 juta orang di seluruh dunia sekarang terpengaruh oleh kekurangan gizi dan perubahan iklim. Ditambah lagi dengan kenaikan inflasi dan perang Rusia di Ukraina akan memperburuk kerawanan pangan di masa depan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Lebih dari 1,4 miliar orang di 83 negara menghadapi kekurangan air yang ekstrem, dengan lebih dari 20 persen populasi tidak memiliki akses ke air minum bersih. Beberapa negara Eropa diperkirakan akan mengalami kekurangan air bersih yang kritis pada 2040, termasuk Yunani, Italia, Belanda, dan Portugal, yang juga akan melanda sebagian besar Afrika sub-Sahara, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Berita Lainnya:
Mentan: Modernisasi Pertanian Tingkatkan Produksi Pangan

Setiap tahun, polusi udara telah merugikan dunia 8,1 triliun dolar AS atau 6,1 persen dari produk domestik bruto global. Biaya global rata-rata bencana alam mencapai 200 miliar dolar AS per tahun, empat kali lebih tinggi dari pada 1980-an. Kondisi itu pun menyebabkan antara enam hingga sembilan juta kematian.

“Negosiator di COP27 perlu mempertimbangkan cara-cara di mana perubahan iklim memperburuk dampak ancaman ekologis … dan bagaimana komunitas internasional dapat menguranginya,” ujar pendiri institut yang berbasis di Sydney Steve Killelea.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi