Kamis, 02/05/2024 - 21:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Ini Kata Pakar Soal Isu Botol Plastik Mengandung Etilen Glikol yang Sangat Berbahaya

ADVERTISEMENTS

Senyawa etilen glikol dalam botol pastik dikategorikan aman

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Bahan kimia “etilen glikol” dalam sirup obat batuk diduga telah menewaskan  anak-anak di Gambia, Afrika. Kasus ini merembet ke etilen glikol di botol plastik PET di Indonesia. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Alasannya senyawa etilen glikol yang digunakan sebagai peluruh di dalam sirup obat batuk, juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan botol-botol plastik jenis  polyethylene terephthalate (PET) untuk air mineral. Faktanya, senyawa etilen glikol dalam sirup obat batuk dan sebagai bahan dasar pembuatan  botol PET, jelas tidak saling terkait karena berbeda peruntukan dan pengaruhnya. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Pada saat digunakan sebagai kemasan botol atau galon, plastik PET secara saintifik bisa dikategorikan aman,” kata Prof. Mochamad Chalid, pakar teknologi polimer dari Departemen Metalurgi dan Material FTUI. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Kereta Api Jadi Transportasi Umum Terbanyak Angkut Penumpang H+2 Lebaran


Menurut Chalid, karakteristik utama etilen glikol sudah tidak ada lagi pada saat berganti jadi plastik PET. Katalisnya pun dalam jumlah sangat sedikit dan aman. “Dari sisi teknologi, plastik PET aman digunakan  untuk kemasan makanan dan minuman,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Terlepas dari persoalan etilen glikol, botol plastik memiliki persoalan lain, yaitu menjadi penyebab sampah. Mengutip data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun. Sebanyak 5 persennya, atau 3,2 juta ton, merupakan sampah plastik. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Belasan Penerbangan dari dan Menuju Manado Tertunda Erupsi Gunung Ruang


Dari jumlah 3,2 juta ton timbulan sampah plastik, produk AMDK bermerek menyumbang 226 ribu ton atau 7,06 persen. Sebanyak 46 ribu ton atau 20,3 persen dari total timbulan sampah produk AMDK bermerek merupakan sampah AMDK kemasan gelas plastik. 


Selain volume timbulan, setelah dikonsumsi, AMDK botol plastik PET berukuran di bawah 1 liter sangat sulit untuk dikumpulkan. Akibatnya, sampah produk AMDK berukuran mini ini tercecer dan mengotori lingkungan.


“Ukuran yang kecil-kecil itu berpotensi besar menjadi polutan,” kata Kepala Subdirektorat Tata Laksana produsen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ujang Solihin Sidik, dalam sebuah acara bincang-bincang via  webinar.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi