Jumat, 03/05/2024 - 16:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

PII Kritisi Mundurnya Demokrasi di China

ADVERTISEMENTS

PII menilai umat islam China, khususnya Uighur, tidak menentu nasib dan masa depannya

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Dewan Pimpinan Pusat Pelajar Islam Indonesia (DPP PII) menyatakan keprihatinannya terhadap demokrasi di China yang berjalan mundur saat ini. Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Pelajar Islam Indonesia, Furqan Raka menyebut kembali terpilihnya Xi Jinping menandakan era kediktatoran bangkit di China.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Jelas ini kemunduran demokrasi bagi negara dan rakyat termasuk warga negara China seperti etnis Uighur,” kata Furqan Raka lewat keterangan tertulis, Jum’at (28/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Apalagi, lanjut Furqan Raka, usai Kongres Partai Komunis China, warga Tiongkok kembali menumpahkan kekecewaan terhadap Presiden Xi Jinping melalui coretan di bilik toilet. Mereka menyebut gerakan ini sebagai revolusi toilet, dimana warga mengatakan bahwa corat-coret toilet merupakan salah satu cara paling aman untuk menyuarakan protes karena pemerintah tak mungkin memasang pemantau di dalam bilik toilet.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Furqan pun mencontohkan aksi seorang mahasiswa senior di timur China, Raven Wu, mengamini anggapan tersebut. Ia pun ikut serta dalam revolusi toilet itu.Wu mencoret pintu toilet sekolah dengan berbagai slogan anti-pemerintah, seperti “Kebebasan, bukan lockdown”, “Kehormatan, bukan kebohongan”, “Reformasi, bukan regresi”, hingga “Pemilu, bukan kediktatoran.”

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
China Sebut Hubungan Ekonominya dengan Rusia tak Terkait Perang


Di bawah slogan-slogan itu, Wu menggambar kepala Winnie the Pooh, tokoh kartun yang kerap disebut mirip dengan Xi. Di atas gambar itu, Wu menggambar garis coretan, tanda penolakan terhadap Xi.”Saya merasa kebebasan yang sudah lama hilang ketika menggambar itu. Di negara dengan kebudayaan ekstrem dan sensor politik ini, tak ada ekspresi politik diperbolehkan,” ujar Wu kepada CNN.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Terlepas dari insiden itu, ambisi Xi Jinping tak terbendung. Ia kembali terpilih sebagai Sekjen PKC sekaligus Presiden China dalam Kongres PKC yang ditutup pada Minggu (23/10). Laporan sekretaris jenderal kepada kongres partai, terlihat paling dominan dalam menentukan apa yang akan diprioritaskan oleh kepemimpinan China di tahun-tahun mendatang.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Selama akhir pekan, Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato di depan kongres. Dalam lebih dari 104 menit, Xi merangkum “prestasi besar” dari dekade pertamanya sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok dan menciptakan frasa “modernisasi gaya Tiongkok.”  

Berita Lainnya:
Pesan Imam Al Ghazali: Suami Jangan Pelit kepada Istri


Dia memaparkan visinya untuk China selama lima tahun ke depan dan seterusnya, menandakan bagaimana negara itu akan terlibat dengan dunia. Lima tahun lalu, laporan Xi kepada kongres partai sebelumnya mengindikasikan China akan menjadi pembentuk tatanan internasional yang lebih tegas.


Menurut Furqan, banyak narasi kebijakan luar negeri dalam laporan tahun ini yang serupa atau identik dengan yang ada dalam laporannya tahun 2017.   “Ini Xi Jinping hanya copy paste pidatonya di 2017 lalu. Yang disampaikannya itu-itu saja seperti minim ide-ide besar dan gagasan-gagasan visioner,” ucap Furqan Raka.


Ini termasuk frase kunci seperti menjunjung tinggi perdamaian dunia, mempromosikan pembangunan bersama dan bekerja untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia. “Omongan Xi Jinping dalam konteks membangun masa depan bersama umat manusia, hanya lips service belaka mengingat umat islam di China khususnya Uighur, jelas tidak menentu nasib dan masa depannya,” tutur Furqan Raka.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi