Kamis, 16/05/2024 - 13:02 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Filipina Ingin Cepat Terapkan Pakta Pertahanan dengan AS

Filipina ingin mengeksplorasi lokasi baru yang akan membangun postur pertahanan

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

MANILA – Pemerintah Filipina ingin mempercepat penerapan pakta pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA). Proyek kerja sama di bawah kesepakatan tersebut ditangguhkan pada masa pemerintahan mantan presiden Rodrigo Duterte.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Departemen berkomitmen untuk mempercepat implementasi EDCA dengan menyelesaikan proyek peningkatan dan perbaikan infrastruktur di lokasi EDCA yang ada,” kata juru bicara Departemen Pertahanan Nasional Filipina Arsenio Andolong, dilaporkan Bloomberg, Selasa (8/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Andolong mengungkapkan, implementasi tersebut termasuk pengembangan proyek infrastruktur baru di lokasi EDCA yang ada. Selain itu, lewat penerapan EDCA, Filipina ingin mengeksplorasi lokasi baru yang akan membangun postur pertahanan timbal balik yang lebih kredibel.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Ribuan Etnis Rohingya Mengungsi di Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Menurut Andolong, sejauh ini Filipina sudah mengalokasikan dana sebesar 65,5 juta dolar AS untuk proyek-proyek yang disetujui berdasarkan EDCA. Mereka dijadwalkan dilaksanakan dalam dua tahun ke depan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Andolong mengungkapkan, saat ini Filipina dan AS juga tengah terlibat pembicaraan tentang bagaimana menerapkan Mutual Defense Treaty yang ditandatangani pada 1951. Hal itu guna memastikan perjanjian tersebut tetap relevan untuk mengatasi tantangan keamanan kontemporer.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

EDCA ditandatangani Filipina dan AS pada 2014. Pakta tersebut memungkinkan AS merotasi pasukan untuk masa tinggal yang lama serta membangun dan mengoperasikan fasilitas di pangkalannya. Diskusi terbaru mengenai EDCA terjadi saat hubungan AS dan China terus memburuk.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Korban Tewas Banjir di Brasil Menjadi 78 Orang

Salah satu isu yang melibatkan AS, China, dan Filipina adalah terkait persengketaan klaim di Laut China Selatan. Manila merupakan salah satu negara ASEAN yang menentang klaim Beijing atas wilayah perairan strategis tersebut. Dalam masalah ini, Washington menunjukkan keberpihakannya kepada negara-negara ASEAN.

ADVERTISEMENTS

AS diketahui berulang kali mengoperasikan kapal perangnya di sekitar Laut China Selatan dengan alasan kebebasan navigasi. Kegiatan tersebut selalu mengundang kritik dan kecaman dari Beijing karena dianggap tindakan provokasi.

ADVERTISEMENTS

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi