Jumat, 03/05/2024 - 01:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Asma binti Yazid, Sahabat Perempuan Nabi Paling Kritis

ADVERTISEMENTS

Asma’ binti Yazid merupakan salah satu shahabiyah yang dikenal kritis

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Pada zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat perempuan (shahabiyah) berbaur dan hidup bersama dengan kaum laki-laki. Mereka belajar, mendakwahkan Islam dan berhijrah bersama dengan kaum laki-laki, juga saling bahu-membahu dan melengkapi dalam menjalani kehidupan bersama dengan suaminya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Tidak sedikit pula shahabiyah yang ikut terjun ke medan perang, membantu pasukan umat Islam. Terkadang mereka tidak hanya berfungsi sebagai tenaga medis dan penyuplai logistik, tetapi juga ikut memanggul senjata dan ikut berperang. Beberapa nama di antaranya adalah Nusaibah binti Ka’ab, Rubayyi’ binti Muadz, Ummu Sulaim, Rufaidah al-Aslamiyah, Shafiyah (bibi Nabi), Sayyidah Fatimah (putri Nabi), serta Asma’ binti Yazid.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Asma’ binti Yazid merupakan salah satu shahabiyah yang dikenal berani, kritis dan piawai dalam berbicara. Ia kerap menjadi wakil kaum perempuan jika ingin menanyakan sesuatu kepada Nabi Muhammad SAW, namun mereka tidak berani atau sungkan mengutarakannya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Suatu ketika, Asma binti Yazid mendatangi majelis Nabi Muhammad untuk menanyakan suatu perkara.Di tengah-tengah acara, ia mengangkat tangan dan mengungkapkan isi pikirannya, sebagaimana pikiran kaum hawa lainnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Cara Tobat Dari Perbuatan Zina


Kepada Rasulullah SAW, ia mengajukan protes karena merasa kaum laki-laki lebih diutamakan dalam hal beribadah dari pada kaum perempuan. Mereka (laki-laki) dapat shalat berjamaah di masjid, berperang di jalan Allah, menyaksikan jenazah, maupun mengerjakan amal lainnya yang tidak dikerjakan perempuan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Sementara, kala itu perempuan ‘hanya’ menjadi penunggu rumah, menjadi pelepas nafsu laki-laki, mendidik anak dan menjaga harta benda suami. Padahal, bukan kah Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk laki-laki dan perempuan. “Apakah kami mendapatkan pahala yang sama dengan mereka, wahai Rasulullah?” tanya Asma binti Yazid saat itu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Disebutkan Nizar Abazhah dalam Sejarah Madinah (2017), Nabi Muhammad kagum dengan ucapan, pikiran dan pertanyaan Asma binti Yazid tersebut. Nabi menilai, apa yang disampaikan Asma itu sangat bagus.


Kepada para sahabatnya, Nabi Muhammad lantas kembali bertanya, “Apakah mereka pernah mendengarkan seorang perempuan bertanya tentang agamanya dengan pertanyaan yang lebih baik dari pada Asma binti Yazid tersebut?”. Mereka menjawab tidak.


“Kembalilah Asma, katakan kepada wanita-wanita di belakangmu bahwa bergaul baik dengan suami, mencari ridhanya dan mengikuti petunjuknya setara pahalanya dengan semua yang kau sebutkan tadi,” jawab Nabi Muhammad.

Berita Lainnya:
Calon Suami atau Istri Ada Hubungan Keluarga, Bolehkah Dinikahi? Perhatikan Ketentuan Ini


Dituliskan dalam situs resmi PBNU, mendengar jawaban ini Asma pun menjadi bahagia usai mendengar. Ia kemudian meninggalkan majelis dan pulang dengan mengucapkan ‘La ilaha illa Allah’ dan takbir.


Tidak hanya saat itu, Asma binti Yazid juga langsung mendatangi Nabi Muhammad SAW manakala ada persoalan keagamaan yang ia atau kaum perempuan lainnya hadapi saat itu. Misalnya, dia pernah bertanya kepada Nabi Muhammad perihal tata cara bersuci dari dari haid bagi perempuan. Ia tidak malu menanyakan hal itu karena menganggapnya sebagai sebuah hak dan kesucian.


Tidak hanya dikenal berani mengutarakan pemikirannya sendiri dan ‘unek-unek’ shahabiyah kepada Nabi, Asma binti Yazid juga seorang perempuan yang berani turun ke medan perang. Dia tercatat menjadi salah satu shahabiyah yang ikut ambil bagian dalam Perang Yarmuk, yang ketika itu dia diriwayatkan berhasil membunuh sembilan tentara Romawi.


Asma binti Yazid wafat pada 30 H atau 17 tahun setelah mengikuti Perang Yarmuk. Sepanjang hidupnya, dia berhasil meriwayatkan 81 hadits Nabi Muhammad. Di antara ulama hadits terkemuka yang meriwayatkan hadits dari Asma binti Yazid di antaranya Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi