Selasa, 07/05/2024 - 11:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Hasto Nilai Kader Muhammadiyah Cocok Sebagai Calon Pemimpin Bangsa

ADVERTISEMENTS

Kader Muhammadiyah layak disiapkan menjadi pemimpin di lembaga politik.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyatakan, bahwa pihaknya mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin dari kader Muhammadiyah. Menurutnya, kader Muhammadiyah layak disiapkan menjadi pemimpin di lembaga politik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Dari Muhammadiyah bisa kita gali way of leadership. Bung Karno ingin kain kafannya ditutup dengan bendera Muhammadiyah dan begitu memahami Islam is a progress,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/11).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Hasto menyebut, menyikapi 2024 kader-kader Muhammadiyah dapat disiapkan sebagai calon legislatif ataupun eksekutif melalui parpol. “Saatnya kita menyiapkan kader-kader Muhammadiyah dengan cara-cara Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, KH Agus Salim, Ir. Djuanda dll dengan menggembleng diri, menjadi sosok pemimpin yang diidealkan. Sehingga muncul visi kepemimpinan yang kuat,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Hasto: Polri Harusnya Jaga Supremasi Hukum, Bukan Keluarga Jokowi


Selain itu, Hasto juga menyatakan, bahwa gotong royong dalam konfigurasi politik nasional saat ini harus dibangun berdasarkan akar sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia menjelaskan, jika melihat dalam kesadaran historis serta apa yang menjadi jiwa gotong royong bangsa Indonesia, maka bisa dilihat bagaimana Muhammadiyah didirikan tahun 1912, kemudian Nahdlatul Ulama (NU) berdiri pada 1926, serta PNI di tahun 1927.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Mengutip hasil survei saat ini, Hasto menuturkan, banyak pemilih atau pendukung Muhammadiyah preferensi politiknya ke PAN. Kemudian 1926 NU, dan secara kultural memiliki preferensi ke PKB, PPP, dan PDI Perjuangan, dimana PDI Perjuangan hadir sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Ini kan sama-sama berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita. Kemudian PDI Perjuangan, PAN, PPP, PKB memiliki akar historis yang kuat sebagai cermin gotong royong nasional untuk mencapai kemerdekaan Indonesia,” kata Hasto.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
KPK Cecar Petinggi PT Taspen Soal Kasus Investasi Fiktif Rp 1 Triliun


Tak hanya itu, Hasto juga menyebut, Golkar yang sejatinya didirikan oleh Bung Karno sebagai kelompok fungsional, yang kemudian dibesarkan pada masa Orde Baru. Begitu juga Gerindra yang juga bagian dari akar perjuangan bangsa, lantaran kakek Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto merupakan seorang pahlawan nasional.


“Dengan melihat konfigurasi partai partai yang memiliki rekam jejak sejarah perjuangan bangsa dan negara, kalau ini bisa membangun kekuatan gotong royong nasional maka akan menentukan stabilitas politik, ekonomi dan mengejar ketertinggalan kita dibandingkan bangsa bangsa lain,” ungkap Hasto. 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi