Institut STIAMI meuncurkan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi.
JAKARTA.– Institut STIAMI Jakarta meluncurkan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi secara luring dan daring di Jakarta. Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi Wulan Furrie Lenggana menyampaikan Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Institut STIAMI menyediakan konsentrasi yang relevan dan sejalan dengan perkembangan pesat teknologi komunikasi masa kini.
Sebut saja Strategic Corporate Communication and Government Public Relation, Digital Media Management, dan Business and Marketing Communication. Untuk itu, Wulan menyatakan, program studi mengusung tagline “Excellent Communication for Digital and Creative Industry”. Tagline mencerminkan bahwa pihaknya berfokus pada studi pengembangan kegiatan komunikasi terkini meliputi korporat komunikasi serta marketing komunikasi.
“Disamping itu, pengembangan keahlian program studi juga mengacu pada perkembangan komunikasi terkait globalisasi, bisnis, politik, dan seni budaya,” ujar Dr Wulan.
Dr Wulan juga menyampaikan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Institut STIAMI dirancang untuk memenuhi dan merespons kebutuhan para profesional industri dan bisnis kreatif digital. Mengutamakan keterampilan teoritis dan komunikasi yang kuat dengan pengajar berpengalaman serta memiliki keunikan membuka hasanah wawasan para mahasiswa.
“Keuanggulan yang kami miliki adalah perkuliahan yang dinamis, berintegritas, komprehensif sesuai dengan peminatan,” ucapnya.
Dalam peluncuran ini dihelat pula penandatangan MoU antara Aspikom (Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi) yang diwakili Wakil Ketua Aspikom Pusat, Nur Kholisoh, dan Rektor Institut STIAMI Wahyuddin Latunreng. Acara dilanjutkan dengan seminar bertemakan ‘Navigating The Digital Communication, Media on Political Era 2024: Opportunities and Challenges’.
Ikut hadir Wakil Menteri Tenaga Kerja Apriansyah Noor, Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Paristiyanti Nurwardani, Direktur Program Pascasarjana Institut STIAMI Yulianto, dan Rektor Institut STIAMI Wahyuddin Latunreng.
Sumber: Republika
