Sabtu, 27/04/2024 - 10:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Operasi Menabur Garam di Langit Dilanjutkan demi Cegah Hujan Ekstrem Berujung Banjir

ADVERTISEMENTS

Operasi TMC berhasil menghindarkan Jakarta dan Jabar dari dampak hujan ekstrem.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

oleh Rr Laeny Sulistyawati, Dian Fath Risalah, Bowo Pribadi

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dimulai sejak 1 Januari 2023 dan sedianya berakhir 10 Januari 2022 diperpanjang hingga 16 Januari 2023. Setelah kawasan Jabodetabek, operasi TMC dilanjutkan ke Jateng dan Jawa Timur.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS

“Kemudian, akan diperpanjang hingga satu pekan ke depan karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut,” kata Dwikorita seperti dalam keterangan tertulis, Senin (9/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Dwikorita menyebutkan, bahwa dalam operasi TMC yang digelar, NaCl atau garam disemai menggunakan dua pesawat yaitu Pesawat Cassa 212 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, di sejumlah titik. Di antaranya, Selat Sunda, Perairan Laut Jawa, Perairan Selatan Jawa, Pesisir Utara Brebes, Bagian Selatan Purworejo, Pesisir Yogyakarta, serta bagian utara Rembang dan Tuban.

Dwikorita menerangkan, yang menjadi target buruan dalam operasi TMC adalah awan-awan hujan cumulus. Garam disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Dengan bantuan radar, awan-awan yang terpantau banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju wilayah Jateng dan Jatim serta dinilai berpotensi menjadi hujan terlebih dahulu dicegat jauh-jauh dari wilayah target,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Anies-Imin Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan meski pemerintah tengah melakukan operasi TMC, BMKG tetap mewanti-wanti kepada pemerintah dan masyarakat untuk siap-siaga dan mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi. Alasannya, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki masa puncak musim penghujan sepanjang bulan Desember 2022 – Januari 2023. 

“Saat puncak musim hujan  akan meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir. Kepada masyarakat kami imbau untuk tetap waspada. Juga para nelayan agar  mewaspadai gelombang tinggi dan tidak memaksakan untuk melaut jika cuaca sedang buruk,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Rajab mengatakan, operasi TMC yang digelar BMKG bersama BRIN, TNI AU, dan BNPB bukan berarti meniadakan hujan sama sekali. Namun, potensi tingginya curah hujan coba diredistribusi baik secara spasial maupun temporal. 

“Setelah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, tidak menutup kemungkinan operasi TMC akan diperluas ke beberapa provinsi lainnya. Dalam waktu dekat operasi TMC juga rencananya akan digelar di Sulawesi Selatan,” ujarnya.

Perlu diketahui, operasi TMC sebelumnya digelar di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Operasi yang dilaksanakan bersama BNPB, BRIN, TNI AU, dan Pemprov tersebut berhasil menghindarkan DKI dan Jawa Barat dari cuaca ekstrem dan tingginya intensitas hujan saat pergantian tahun dari 2022 ke 2023.

Berita Lainnya:
Cuaca Hari Ini: Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia Sabtu

Berbicara terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan operasi TMC sebagai salah satu upaya pemerintah pusat dalam mengantisipasi berbagai ancaman bencana alam di Tanah Air. Suharyanto membenarkan operasi TMC akan diperluas hingga ke luar pulau Jawa.

“Sudah berhasil dilakukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah. Kita juga menyiapkan intervensi serupa di Sulawesi Selatan,” ujar Suharyanto, Senin (9/1/2023).

Teknologi modifikasi cuaca telah dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem sejak 25 Desember 2022. Hingga Ahad, (8/1/2023) sebanyak 67.300 kilogram garam NaCl telah disemai di berbagai wilayah di Tanah Air.

Ia juga menambahkan dalam mengantisipasi cuaca ekstrem, pemerintah daerah juga harus memperbaiki infrastruktur dan merencanakan berbagai langkah kesiapsiagaan agar dapat mengantisipasi bencana yang akan datang. Upaya tersebut harus dilakukan untuk mengurangi korban terdampak.

Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang yang melanda wilayahnya, terdapat 19 Kabupaten/Kota terdampak dan 9 Kabupaten berstatus tanggap darurat bencana alam. Sampai dengan Sabtu, (7/1/2023) sebanyak 26.263 kepala keluarga (KK) atau 60.948 jiwa terdampak dan 10 orang meninggal dunia. Tercatat 1.168 unit rumah rusak, dengan rincian 190 unit rusak berat, 210 unit rusak sedang dan 894 unit rusak ringan.

In Picture: Kondisi Perumahan Dinar Indah Semarang Setelah Diterjang Banjir

 

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi