Rabu, 01/05/2024 - 06:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Hati-Hati, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Diproyeksi Bakal Deras di 2023

ADVERTISEMENTS

Capital outflow antara lain karena kembali dibukanya aktivitas ekonomi China.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Pasar keuangan Indonesia pada tahun ini diperkirakan masih akan mendapat tekanan dari derasnya aliran modal asing yang keluar atau capital outflow. Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani dan Ratih Mustikoningsih menjabarkan sejumlah faktor yang dapat membuat hal tersebut terjadi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Faktor yang dapat memicu capital outflow antara lain kembali dibukanya aktivitas ekonomi China. Hal ini dapat menjadi pisau bermata dua bagi Indonesia karena selain menjadi booster bagi peningkatan ekonomi domestik, pembukaan kembali aktivitas ekonomi dapat memicu capital outflow di pasar keuangan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dengan dibukanya aktivitas ekonomi China, kinerja ekspor Indonesia akan lebih tangguh, sehingga surplus neraca perdagangan dan surplus transaksi berjalan dapat berlanjut. Di sisi lain, ekonomi China yang berangsur pulih menjadi daya tarik bagi investor asing.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Perkuat Program Pompanisasi, Kementan Dorong Listrik Masuk Sawah

“Pada akhirnya Indonesia berpotensi kembali mengalami defisit transaksi modal seperti pada kuartal III 2022,” menurut Chisty dan Ratih dalam risetnya dikutip Kamis (12/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sementara itu, pelaku pasar mengkhawatirkan potensi resesi yang terjadi di negara maju khususnya Amerika Serikat (AS). The Fed diproyeksikan masih terus menaikkan suku bunga hingga di paruh pertama 2023 akibat inflasi yang masih jauh dari target sebesar dua persen.

“Kebijakan tersebut menjadi tantangan karena memicu capital outflow bagi pasar ekuitas domestik,” sebut Chisty dan Ratih.

Berita Lainnya:
SPKLU Rest Area KM 57A Catat Transaksi Tertinggi

Meski demikian, Indonesia masih memiliki daya tarik ditopang fundamental ekonomi yang cukup solid. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 dapat tumbuh di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen.

Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kian solid di tengah gejolak eksternal dan potensi perlambatan ekonomi negara maju. Sementara pertumbuhan ekonomi 2023 diproyeksikan akan ditopang oleh meningkatnya mobilitas masyarakat seiring penghapusan PPKM secara nasional, sehingga daya beli masih dapat terjaga.

Iklim investasi juga diprediksi membaik sejalan dengan diterbitkannya Perppu No.2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja. Peraturan ini disinyalir memberikan percepatan investasi baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi