Sabtu, 27/04/2024 - 01:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Tak Mau Ganggu Panen, Bulog: Impor Beras Terakhir Februari

ADVERTISEMENTS

Bulog memastikan kloter terakhir impor beras akan tiba pada pertengahan Februari.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan kloter terakhir impor beras akan tiba di Indonesia pada pertengahan Februari mendatang. Ia menjamin, pada Maret 2023, ketika para petani memasuki puncak panen, tidak akan terdapat aktivitas impor beras.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kami berusaha (impor masuk) terakhir pertengahan Februari. Jadi, Maret sudah tidak ada lagi barang impor yang masuk ke Indonesia,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (16/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Jaga Harga Panen Raya, Bulog Diberi Fleksibilitas HPP

Ia menegaskan, kebijakan impor beras bukan diajukan oleh Bulog melainkan keputusan bersama dengan pemerintah. Kebijakan itu telah melalui serangkaian proses rapat kabinet maupun rakortas. Ketika memasuki musim panen raya, Budi memastikan bakal melakukan penyerapan maksimal hasil panen padi.

ADVERTISEMENTS

Tahun ini, Bulog menargetkan akan melakukan pengadaan gabah atau setara beras sebanyak 1,46 juta ton. Sementara itu, total cadangan beras Bulog yang dikuasai saat ini mencapai kisaran 770 ribu ton. Stok CBP yang akan disiapkan pada 2023 sebanyak 1 juta ton serta untuk operasi pasar serta bantuan bencana sebesar 1,2 juta ton.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Kementan Alokasikan 4.532 Ton Pupuk Subsidi untuk Papua Barat

Budi menyampaikan, pemeliharaan cadangan beras diharapkan dapat lebih optimal sehingga meminimalisasi terjadinya penurunan mutu. Sebab, sesuai aturan, setiap empat bulan sekali beras Bulog harus dikeluarkan dan dapat dijual di bawah harga pasar. Pemerintah pun disebut bakal mengganti selisih harga beras yang dikeluarkan tersebut.

“Kalau ini bisa berjalan, tentu kami punya keyakinan tidak akan lagi terjadi beras yang turun mutu,” katanya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi