Selasa, 21/05/2024 - 12:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Inggris Diperkirakan Jatuh ke Jurang Resesi Tahun Ini

Penurunan perekonomian hanya berlangsung singkat dan tidak separah yang diprediksi.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 LONDON — Bank of England menyebut Inggris akan memasuki resesi pada tahun ini. Meski demikian, penurunan perekonomian tersebut hanya berlangsung singkat dan tidak separah yang diprediksi sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Resesi diperkirakan terjadi lebih dari satu tahun dan akan lebih sedikit orang yang kemungkinan kehilangan pekerjaan. Namun Bank Dunia memperingatkan ekonomi Inggris tetap rapuh.

BBC pada Sabtu (4/2/2023) melaporkan, perkiraan tersebut muncul karena suku bunga dinaikkan menjadi empat persen dari 3,5 persen, tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. Bank of England mengerek suku bunga sebagai upaya untuk mengatasi melonjaknya biaya hidup. 

Berita Lainnya:
Posko Mudik Ditutup, AP II Layani 4 Juta Penumpang

Inflasi mendekati level tertingginya selama 40 tahun, lebih dari lima kali lipat dari yang seharusnya. Meski tren inflasi melandai, Gubernur Bank of England Andrew Bailey memperingatkan masih ada risiko besar yang dapat terus berdampak pada perekonomian.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Kamis (2/2/2023) lalu, Bank of England mengatakan suku bunga mungkin mendekati puncaknya. Hal tersebut mengindikasikan bank hanya akan menaikkan suku bunga lebih lanjut jika melihat tanda-tanda inflasi akan tetap tinggi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pemanfaatan Teknologi Telekomunikasi Percepat Transformasi Digital  

Menurut Bailey, Inggris diperkirakan tidak akan bangkit kembali ke level sebelum Covid-19 hingga 2026. Covid-19 memiliki efek jangka panjang yang lebih besar daripada yang kami duga, terutama dalam hal-hal seperti pasokan tenaga kerja dan orang-orang yang memilih untuk keluar dari angkatan kerja,” kata Bailey.

 

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi