Ekspor Melemah, BPS Ingatkan Windfall Harga Komoditas Mulai Lesu

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Pertumbuhan ekspor tahun 2022 masih lebih lemah dari 2021.

ADVETISEMENTS

JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kinerja pertumbuhan ekspor barang dan jasa sepanjang 2022 tumbuh impresif mencapai 16,28 persen. Ekspor juga tercatat memberikan kontribusi hingga 24,49 persen atau terbesar ketiga setelah konsumsi rumah tangga dan investasi terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Kendati demikian, terdapat catatan yang perlu menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekspor tahun 2022 yang impresif itu nyatanya melemah dibandingkan tahun 2021 yang tumbuh 17,95 persen.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Windfall (harga komoditas) ekspor masih berlanjut tahun 2022, tapi melemah akibat harga beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan,” kata Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Senin(6/2/2023).

ADVERTISEMENTS

BPS mencatat komoditas unggulan yang mengalami penurunan harga yakni minyak sawit. Meskipun, volume dan ekspor minyak sawit masih mengalami peningkatan di tahun lalu.

ADVERTISEMENTS

Mengutip laporan ekspor dan impor BPS Januari lalu, pergerakan harga minyak sawit selama tahun 2022 memang mengalami penurunan. Rata-rata harga yang semula di kisaran 1.270 dolar AS per metrik ton di awal tahun anjlok hingga ke level 940 dolar AS per ton pada Desember 2022 atau turun sekitar 25,9 persen year on year.

Harga komoditas yang tinggi sebelumnya memang menguntungkan posisi Indonesia sebagai eksportir. Itu memberikan efek memberikan winfdall mendongkrak kinerja ekspor dan mendatangkan surplus neraca dagang.

“Namun demikian, harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah menunjukkan tren penurunan,” tegasnya.

Sejauh ini, komoditas utama yang lebih dominan mendorong ekspor Indonesia yakni bahan bakar mineral dengan pertumuhan 67,46 persen, diikuti besi dan baja 32,94 persen, sera kendaraan dan bagiannya 27,15 persen.

Selain ekspor barang, kinerja ekspor jasa juga mencatat pertumbuhan yang cukup positif sebesar 56,06 persen. “Ini seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui bandara internasional di mana jumlahnya naik 2.301 persen,” katanya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version