Selasa, 07/05/2024 - 11:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Direktur CIA: Masa Depan Intelijen Bergantung Perlombaan Teknologi dengan Cina

ADVERTISEMENTS

 WASHINGTON — Direktur Pusat Badan Intelijen (CIA) Amerika Serikat (AS) Williams Burns mengatakan, masa depan lembaga itu bergantung pada perlombaan teknologi AS dengan Cina. Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan dengan Senat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Pernyataan Burns disampaikan usai Komunitas Intelijen AS merilis Asesmen Ancaman Tahunan, yang menyatakan Cina negara yang paling mengancam bagi AS. Laporan tersebut merujuk pada taktik siber Cina mengawasi warga Amerika, keberhasilannya mencuri kekayaan intelektual, dan kemampuannya mendapatkan teknologi asing.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Saya kira revolusi teknologi bukan hanya arena persaingan dengan Republik Rakyat Cina, tapi juga menentukan masa depan kami sebagai dinas intelijen,” kata Burns, Rabu (8/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Direktur CIA itu berbicara dalam sidang Kongres yang dinamakan Ancaman di Seluruh Dunia. Pertemuan itu juga dihadiri kepala komunitas intelijen AS lainnya yakni Direktur Badan Keamanan Nasional Jenderal Paul Nakasone, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, Direktur Badan Intelijen Pertahanan Letnan Jenderal Scott Berrier dan Direktur Biro Investigasi Federal Christopher Wray.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Norwegia Serukan Lanjut Pendanaan UNRWA

Para direktur dinas intelijen itu mengatakan Beijing menimbulkan berbagai ancaman pada kepentingan AS, termasuk menggunakan peretas.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dalam laporannya, Komunitas Intelijenas mengatakan, bila Beijing khawatir akan terjadinya konflik besar dengan AS. “Hampir dapat dipastikan mereka akan mempertimbangkan menggelar operasi siber agresif terhadap infrastruktur vital di AS dan aset militernya di seluruh dunia.”

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Serangan semacam itu akan dirancang untuk mencegah aksi militer AS dengan menghambat pengambilan keputusan AS, memicu kepanikan di masyarakat dan mengintervensi pengerahan pasukan AS,” kata komunitas intelijen.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Laporan tersebut menekankan “ekspansi otoritarianisme” Cina ke seluruh dunia dengan menggunakan teknologi. Komunitas intelijen merujuk pada upaya agresif untuk mengendalikan dan memanipulasi arus konten di seluruh dunia.

Berita Lainnya:
Iran Lancarkan Serangan, Kirim Drone Kamikaze ke Israel

Komunitas intelijen AS juga menegaskan “hampir pasti” Cina mampu menggelar serangan siber yang dapat menghentikan operasi layanan infrastruktur, termasuk pada pipa minyak dan gas serta sistem kereta.

Mengingat bagaimana aparatur Pemerintah Cina mengumpulkan data kesehatan masyarakatnya. Dinas-dinas intelijen AS menulis Cina telah mengumpulkan data kesehatan dan genomik  AS, melalui peretasan dan pembelian perusahaan-perusahaan AS.

Direktur Badan Keamanan Nasional Jenderal Paul Nakasone bersaksi operasi siber Cina tumbuh semakin agresif akhir-akhir ini.

“Sehubungan dengan Cina kami melihat meningkatnya tingkat resiko yang telah mereka lakukan sehubungan mencuri kekayaan intelektual kami, bahkan meningkatkan operasi pengaruh mereka, ini upaya berkaitan dengan kami,” kata Nakasone.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi