Selasa, 30/04/2024 - 02:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

6 Fakta Seputar Muawiyah bin Abu Sufyan yang Dinistakan Syiah Sepanjang Sejarah

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Sahabat Nabi Muhammad ﷺ, Muawiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu anhuma memimpin kaum Muslimin pada 41-60 Hijriyah. Kendati demikian, Muawiyah merupakan salah satu sahabat yang dicerca kalangan Syiah sepanjang sejarah.  

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Dr Utsman bin Muhammad al-Khamis, berikut beberapa fakta terkait biografi dari Muawiyah bin Abu Sufyan RA

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pertama, kelahiran 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Muawiyah lahir lahir empat tahun menjelang Rasulullah SAW menjalankan dakwah di kota Makkah. Riwayat lain menyebutkan dia lahir dua tahun sebelum diutusnya Muhammad SAW menjadi Nabi.

ADVERTISEMENTS

Kedua, keislaman

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Beberapa riwayat menyatakan bahwa Muawiyah memeluk Islam bersama ayahnya, Abu Sufyan bin Harb dan ibunya Hindun binti Utbah tatkala terjadi Fathu Makkah. 

Namun riwayat lain menyebutkan, Muawiyah masuk Islam pada peristiwa Umrah Qadha’ tetapi menyembunyikan keislamannya sampai peritistiwa Fathu Makkah.

Dalam Tarikh al-Islam, Muawiyah bin Abu Sufyan RA memeluk Islam sebelum ayahnya, yakni pada saat umroh qadha, tahun 7 H, tapi dia baru menunjukkan Islamnya kepada semua orang pada tahun penaklukan kota Makkah. 

Ketiga, istri dan anak

Berita Lainnya:
Kondisi Orang Saleh dan Munafik Berbeda di Alam Kubur, Seperti Apa?

Berikut adalah istri-istri Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan RA beserta anak-anaknya: Maisun binti Bahdal al-Kalbiyyah, darinya lahir Yazid, Fakhitah binti Qurdzah al-Munafiyah, darinya lahir ‘Abdurrahman dan ‘Abdullah, Serta Na-ilah binti ‘Imarah al-Kalbtyyah.

Keempat, keutamaan

Terdapat beberapa hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang menunjukkan keutamaan Muawiyah bin Abu Sufyan RA. ertama, Rasulullah ﷺ bersabda tentangnya:

الهم اجعله هدايا مهديا واهدبه “Ya Allah, jadikanlah dia pemberi petunjuk dan orang yang mendapat petunjuk, serta berilah orang petunjuk melaluinya.” (Jamiut Tarmidzi)

Kedua, Rasulullah ﷺ bersabda:

الهم علم معاوية الكتاب والحساب وقه العذاب

“Ya Allah, ajarilah Muawiyah al-Kitab dan ilmu hitung, serta lindungilah dia dari adzab.” (HR. Ahmad)

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Kelima, diangkat pemimpin   

Di masa Rasulullah SAW, dia diangkat sebagai salah seorang pencatat wahyu setelah bermusyawarah dengan Malaikat Jibril. Ambillah dia sebagai penulis wahyu karena dia jujur,” kata Jibril.

Pada masa Khulafaur Rasyidin, Muawiyah diangkat menjadi salah seorang panglima perang di bawah komando utama Abu Ubaidah bin Jarrah. Kaum Muslimin berhasil  menaklukkan Palestina, Syria (Suriah), dan  Mesir dari tangan Imperium Romawi Timur. Berbagai kemenangan ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Al-Khathab.

Berita Lainnya:
Teguran Nabi Isa Terhadap Ahli Ibadah yang tidak Mau Bekerja untuk Mencari Rezeki

Ketika Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah menggantikan Umar, Muawiyah diangkat sebagai gubernur untuk wilayah Syria dan Palestina yang berkedudukan di Damaskus menggantikan Gubernur Abu Ubaidah bin Jarrah.

Pada masa pemerintahan Ali, terjadi beberapa konflik antara kaum Muslimin. Di antaranya Perang Shiffin. Perang yang terjadi antara Ali dan Muawiyah ini berakhir dengan perdamaian. 

Ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh, kaum Muslimin sempat mengangkat putranya, Hasan bin Ali. Namun melihat keadaan yang tidak menentu, setelah tiga bulan, akhirnya Hasan mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah bin Abi Sufyan.

Serah terima jabatan itu berlangsung di kota Kufah. Tahun inilah yang dalam sejarah dikenal dengan Amul Jama’ah (Tahun Kesatuan). Dengan demikian, Muawiyah resmi menjadi khalifah.

Keenam, wafat 

Sebelum wafat, Muawiyah Radhiyallahu Anhu memegang tampuk pemerintahan dan menjadi khalifah kaum Muslimin selama lebih kurang 20 tahun. Yaitu, sampai tahun 60 H. Masa kepemimpinannya dipenuhi dengan banyak penaklukan dan keamanan.   

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi