Senin, 17/06/2024 - 16:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Guru Sabil yang Dipecat Usai Kritik Ridwan Kamil Dipekerjakan Dedi Mulyadi Jadi Fotografer

JAKARTA – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi memberikan pekerjaan Muhammad Sabil Fadhillah, guru honorer asal Cirebon yang dipecat akibat mengomentari unggahan Instagram Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan kata maneh (kamu). Sabil dipekerjakan sebagai fotografer tim media Dedi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Saat menemui Sabil beberapa hari lalu, ternyata dia menganggur dan sedang mencari kerja,” kata Dedi, dalam sambungan telepon di Purwakarta, Sabtu (18/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Atas hal itulah, dia berinisiatif memberi pekerjaan Sabil, yakni menjadi fotografer di timnya. “Sekarang mah job seeker, masih cari kerja. Barang kali mau dijadikan fotografer atau kameramen akang (Kang Dedi) boleh, itu juga kalau ditawari,” kata Sabil saat ditanya Dedi Mulyadi.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Saat itu, Dedi langsung memenuhi keinginan Sabil, dan keduanya saling berjabat tangan. Pertanda sepakat untuk mempekerjakan Sabil sebagai fotografer di timnya.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

“Serius nih? Kita juga lagi kurang fotografer. Kalau bener salaman, deal,” ucap keduanya saat berjabat tangan.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Sabil adalah guru tidak tetap yang mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat, diberhentikan oleh pihak yayasan yang menaunginya, lantaran dinilai melakukan pelanggaran setelah berkomentar di unggahan media sosial Instagram Gubernur Ridwan Kamil.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh
Berita Lainnya:
Heboh, Andy Rompas Mendadak Muncul dan Tantang Duel Habib Bahar, Urusan Kita Belum Selesai!!

“Saya memang sudah dipecat, tapi di sini (surat) bertuliskan pengakhiran hubungan kerja, ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil,” ungkap Sabil.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Sabil mengatakan, ia berkomentar di unggahan IG Gubernur Jabar saat berinteraksi dengan anak-anak SMP yang berada di Tasikmalaya. Komentar tersebut dituliskan dirinya menggunakan bahasa Sunda, “Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???” (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

Sabil mengaku bahwa sebutan maneh dalam komentarnya adalah sebuah panggilan akrab. Karena ia menilai orang yang dikomentari adalah sosok yang friendly.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

“Beberapa kali juga pernah ketemu dengan beliau. Saya memandang beliau sosok yang akrab, lebih ke friendly,” ujar Sabil.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Sekjen: Muktamar PBB Bakal Pilih Pengganti Yusril

Ia tak menyangka komentar kritikan tersebut akan viral hingga ditandai sebagai komentar yang ditandai. Sebab, ia mengaku sudah sering berkomentar tapi baru kali ini menjadi viral hingga akhirnya ia berhenti dari pekerjaannya.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Pihak sekolah tempat Sabil mengajar sebetulnya telah memberikan kesempatan kedua untuk ia kembali mengabdi. Namun, Sabil memilih untuk berhenti dan mengundurkan diri sebagai guru SMK di Cirebon.

Sementara itu, Dedi Mulyadi berharap semua orang bisa menghadapi segala sesuatu secara rileks dan tak perlu tegang. Dedi juga mengkritik Sabil sebagai seorang insan pengajar harus peka saat melontarkan kritik jangan sampai menimbulkan multitafsir.

“Dan saya mengkritik Kang Sabil, dia lupa bahwa dia seorang guru yang ketika masuk ke media sosial akan menimbulkan multi-tafsir, karena kultur-nya bukan hanya Pantura di media sosial. Kita juga harus menghormati kultur, mengkritik boleh tapi pilih diksi bahasa yang tidak menimbulkan kontroversi dan ketersinggungan.” tutur Dedi Mulyadi.

Sumber: Antara/Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا الكهف [49] Listen
And the record [of deeds] will be placed [open], and you will see the criminals fearful of that within it, and they will say, "Oh, woe to us! What is this book that leaves nothing small or great except that it has enumerated it?" And they will find what they did present [before them]. And your Lord does injustice to no one. Al-Kahf ( The Cave ) [49] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi