Jumat, 03/05/2024 - 17:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Inggris Alami Krisis Mikroplastik, 100 Kali Lebih Banyak Dibanding 2017

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA—Berenang di lautan luas cukup diminati dalam beberapa tahun terakhir, namun hasil dari sebuah studi baru bisa membuat orang berpikir ulang untuk berenang. Ini lantaran jumlah mikroplastik yang ditemukan di perairan pantai sekitar Inggris telah meningkat 100 kali lipat sejak 2017.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Para pendayung yang ikut serta dalam GB Row Challenge sepanjang 2.000 mil musim panas lalu, menyaring plastik dari air laut saat mereka mengelilingi Inggris. Filter tersebut dianalisis oleh para ilmuwan di University of Portsmouth, yang menggunakan hasilnya untuk membuat peta konsentrasi mikroplastik.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Mereka menemukan antara 0 hingga 121 keping mikroplastik di setiap meter kubik air. Bandingkan dengan kisaran 0 hingga 1,5 keping dalam penelitian serupa enam tahun lalu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Para peneliti mengatakan bahwa peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kecanggihan filter baja yang digunakan untuk penelitian ini, karena mampu mengambil partikel yang lebih kecil. Oleh karena itu, ini memberikan gambaran yang lebih akurat dan menakutkan tentang masalah mikroplastik di perairan Inggris.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
5 RT Tergenang Banjir di Jakarta Hingga Kamis Pagi

“Polusi laut adalah salah satu tantangan terbesar generasi kita,” ungkap Dr Fay Couceiro dari School of Civil Engineering and Surveying, dilansir dari Daily Mail, Jumat (31/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Data yang dikumpulkan oleh GB Row Challenge akan sangat meningkatkan pemahaman tentang kondisi laut di sekitar Inggris. Seiring waktu, ini akan secara signifikan meningkatkan pemahaman tentang masalah menantang mikroplastik di air.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter (0,2 inci). Setiap tahun, berton-ton sampah plastik gagal didaur ulang, yang berarti berakhir di lautan. Bahannya membutuhkan ribuan tahun untuk terurai sepenuhnya, tetapi air akan memecah barang-barang plastik besar menjadi potongan-potongan mikroskopis.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Mereka telah menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir karena menjadi semakin lazim di lingkungan. Mereka telah terdeteksi di tubuh hewan di darat dan laut, buah dan sayuran, makanan laut, dan air minum.

Berita Lainnya:
Menlu Inggris: Dukungan untuk Israel Bukan Tanpa Syarat

Fragmen-fragmen kecil itu secara mengkhawatirkan berhasil masuk ke tubuh manusia, dengan para ilmuwan melaporkannya di paru-paru, darah, dan feses kita. Para ahli mengkhawatirkan konsekuensi kesehatannya, karena dikaitkan dengan alergi dan penyakit radang usus.

Mereka ditemukan di lokasi yang semakin jauh, seperti laut dalam dan udara pegunungan, serta yang lebih dekat ke rumah. “Pada banyak spesies, memakan mikroplastik dalam jumlah besar memiliki dampak negatif mulai dari pertumbuhan yang berkurang, perkembangan yang menyimpang, hingga sel yang beracun,” kata Dr Couceiro.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat peta lengkap konsentrasi mikroplastik di perairan pesisir Inggris. Versi lengkap telah dibuat pada Oktober 2017 oleh Center of Environment, Fisheries, and Aquaculture Science (Cefas) dari data yang dikumpulkan selama trawl lepas pantai. Namun filter saat itu hanya menangkap mikroplastik lebih besar dari 0,3 mm.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi