Selasa, 28/05/2024 - 13:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Taliban Didesak Bebaskan Aktivis Pendidikan Perempuan

ISLAMABAD — Seruan keras terus meningkat agar Taliban membebaskan seorang aktivis pendidikan anak perempuan yang ditangkap awal pekan ini di Kabul, pada Rabu (29/3/2023). Seruan itu keluar ketika seorang menteri pemerintah Taliban membela penahanan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Seorang aktivis, Matiullah Wesa, pendiri dan juga sebagai presiden Pen Path, sebuah LSM lokal yang melakukan perjalanan melintasi Afghanistan dengan sekolah keliling dan perpustakaan, telah ditangkap di ibukota Afghanistan pada hari Senin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Sejak pengambilalihan pemerintahan Afghanistan oleh Taliban, hak-hak perempuan dan kelompok minoritas telah dibatasi. Seorang anak perempuan dilarang sekolah setelah menginjak kelas enam, dan tahun lalu Taliban juga melarang perempuan masuk ke universitas.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Wesa telah blak-blakan dalam tuntutannya agar anak perempuan memiliki hak untuk pergi ke sekolah dan terus belajar, dan ia juga telah berulang kali meminta pemerintah pimpinan Taliban untuk mencabut larangannya. Kicauan terbarunya bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru di Afghanistan, namun para anak perempuan Afganistan tetap dikucilkan dari ruang kelas dan kampusnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan
Berita Lainnya:
China Ragukan Pengelolaan TEPCO atas Air Olahan PLTN Fukushima

Selasa (28/3/2023) malam, kuasa usaha AS untuk Afghanistan, Karen Decker, mengatakan dia terganggu oleh “beberapa laporan yang sangat mengganggu” tentang orang-orang Afghanistan yang ditahan saat melakukan protes damai untuk mendukung aspirasi mereka.

Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan dia sedih mendengar penangkapan Wesa. Laporan LSM lokal mengatakan pasukan keamanan Taliban menahan Wesa setelah dia kembali dari perjalanan ke Eropa. Otoritas Taliban belum mengkonfirmasi penahanannya, keberadaan atau alasan penangkapannya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Abdul Haq Humad, direktur publikasi di Kementerian Informasi dan Kebudayaan Pemerintahan Afganistan di bawah Taliban, membela penahanan tersebut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Tindakannya mencurigakan dan sistem memiliki hak untuk meminta penjelasan kepada orang-orang seperti itu,” katanya Selasa dalam sebuah tweet. “Diketahui bahwa penangkapan seseorang menyebabkan reaksi luas sehingga konspirasi dapat dicegah.”

ADVERTISEMENTS

Saudara laki-laki Wesa mengatakan pasukan Taliban mengepung rumah keluarga itu pada Selasa, mengatakan mereka memukuli anggota keluarga dan menyita ponsel aktivis yang ditangkap itu.

ADVERTISEMENTS

Aktivis media sosial telah membuat tagar untuk mengkampanyekan pembebasan Wesa. Banyak postingan mengutuk penahanannya dan menuntut kebebasan segera bagi aktivis tersebut.

Berita Lainnya:
Perlawanan Palestina di AS, Brigade Hantu Rachel Corrie Klaim Bakar 17 Mobil Polisi

Wesa dan lainnya dari Pen Path meluncurkan kampanye dari pintu ke pintu untuk mempromosikan pendidikan anak perempuan.

“Kami telah menjadi sukarelawan selama 14 tahun untuk menjangkau orang-orang dan menyampaikan pesan untuk pendidikan anak perempuan,” kata Wesa dalam postingan media sosial baru-baru ini. “Selama 18 bulan terakhir kami berkampanye dari rumah ke rumah untuk memberantas buta huruf dan mengakhiri semua kesengsaraan kami.”

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi