Senin, 06/05/2024 - 06:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Memaknai Kelemahan dan Keterbatasan Manusia

ADVERTISEMENTS

JAKARTA –Manusia dengan segala potensi yang Allah karuniakan kepadanya memiliki keterbatasan dalam segala hal.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Imam Masjid New York Imam Shamsi Ali menjelaskan manusia memiliki potensi di atas semua makhluk yang lain, baik potensi kebaikan maupun potensi hewani. Manusia bisa lebih mulia dari malaikat tapi bisa juga lebih jahat dari hewan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Namun sehebat apapun, sepintar apapun, sekuat apapun, dan sekuasa apapun, manusia terbatas pada semua kelebihan-kelebihan yang Allah karuniakan itu. Sejarah mencatat Fir’aun sebagai seseorang dengan kekuasaan yang dahsyat. Tapi pada akhirnya naif menolong diri sendiri dari serangan gelombang air laut yang lebih dahsyat. Qarun yang kaya raya tapi tak mampu menyuap serangan alam yang menenggelamkannya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sejarah mencatat orang-orang yang kuat dan hebat, di masa silam dan juga dalam waktu yang belum terlalu lama. Selain Fir’aun yang disebutkan di atas, juga pernah ada penguasa lain seperti Namrud yang dimatikan oleh seekor nyamuk. Atau penguasa-penguasa abad ini yang belum lama menjadi tanda-tanda bagi mereka yang berakal. Ada Saddam Husaen, Muammar Qaddafi, juga Husni Mubarak dan lain-lain. Semua adalah penguasa-penguasa yang hebat dan kuat. Tapi tumbang pada masanya sebagai pertanda keterbatasan dalam kekuasaan mereka.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Dahulukan Menikah atau Ibadah Mendekatkan Diri kepada Allah?

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Di saat situasi memaksanya, mau atau tidak, mencari pegangan yang tiada lemah dan tiada batas (al-urwatul al-Wutsqo). Dan seringkali kesadaran akan pegangan yang tiada lemah dan tiada batas ini hanya terjadi ketika manusia mengalami masa-masa yang menghimpit tadi. Seolah semua telah tertutup, selesai dan berakhir.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Tiga Waktu Terbaik untuk Memohon Ampunan Allah

Di saat-saat seperti itulah manusia disadarkan akan Dia Yang Maha Kuat dan tiada batas. Dia Yang Mencipta, memilki, menguasai dan mengatur segala hal yang eksis (maujud) di semua alam. Baik alam lahir maupun alam batin.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Kesadaran akan Dia yang Maha kuat dan tiada batas itu menjadikan manusia tersadarkan akan keterbatasannya dan tertuntut untuk bergantung dan memohon kepadaNya. Esensi dari keimananan sebenarnya ada pada hal ini. Berserah diri secara penuh, bergantung kepadaNya (bertawakkal) dan sekaligus menyampaikan harapan (doa) hanya kepadaNya.

Kita belajar membangun kesadaran akan keterbatasan dan kelemahan, sekaligus menyadari akan wujud yang tidak terbatas dalam kuasa dan QudrahNya. Kesadaran ini yang kemudian terekspresikan dalam sikap tawakkal dan doa yang dipanjatkan hamba-hambaNya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi