Selasa, 07/05/2024 - 08:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Tahun Politik, Pengamat Sangsi Pembatasan Pembelian Elpiji 3 Kg Bakal Dimulai 2024

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi meragukan pembatasan pembelian gas elpiji bersubsidi tabung tiga kilogram bakal dilakukan tahun 2024. Pasalnya, kebijakan itu dipastikan menimbulkan gejolak di masyarakat yang bertepatan dengan perhetalan puncak tahun politik.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Untuk 2024, saya tidak yakin itu akan direalisasikan apalagi pas Pemilu, karena pembatasan itu barangkali akan timbulkan gejolak di konsumen. Mungkin di tahun 2025,” kata Fahmy kepada Ahad (7/5/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Fahmy menuturkan, pertimbangan politik pasti menjadi perhitungan untuk melaksanakan kebijakan pembatasan tersebut. Sebab, masyarakat yang tak masuk sebagai kriteria penerima harus membeli gas elpiji tabung 5,5 kilogram atau 12 kilogram yang lebih mahal dan tanpa subsidi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
IMF Nilai Vietnam Punya Banyak Peluang Ekonomi dari Digitalisasi
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Hal itu tentunya akan menimbulkan gejolak besar di masyarakat. Ia pun menyebut, kebijakan nonpopuler itu dapat menurunkan elektabilitas partai penguasa, PDIP yang telah mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk bertanding di Pilpres 2024.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Gejolak di tahun pemilu apalagi saat pencoblosan ini bisa jadi blunder bagi calon yang didukung,” kata Fahmy.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Namun terlepas dari pertimbangan politik, Fahmy sepakat, penjualan gas elpiji tiga kilogram secara bebas membuat pemerintah salah sasaran dalam menyalurkan subsidi. Karena itu penyaluran gas elpiji tiga kilogram seharusnya dilakukan dengan mekanisme distribusi tertutup. Artinya, hanya orang miskin sesuai kriteria tertentu yang bisa mendapatkannya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“(Salah sasaran) ini besar sekali, pernah diungkap data salah sasaran baik (subsidi) BBM maupun elpiji tiga kilogram hampir Rp 96 triliun. Belum lagi, 70 persen epiji itu diimpor. Jadi kalau tetap diberikan subsidi akan menambah beban APBN dalam jumlah besar,” kata Fahmy menambahkan.

Berita Lainnya:
KKP Kejar Target Peningkatan Nilai Investasi Perikanan Tahun Ini 

Diketahui, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga tengah melakukan proses pencocokan data pembeli dengan data Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Data P3KE menjadi basis data untuk menentukan penerima subsidi gas.

Fahmy pun menilai, penggunaan data tersebut sudah tepat. Namun perlu cara yang efektif dalam skema pembelian oleh masyarakat yang berhak. Ia mengusulkan agar pembeliannya dapat menggunakan kartu barcode yang tinggal ditunjukkan kepada penyalur untuk dipindah.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi