Selasa, 07/05/2024 - 03:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Cina Minta Negara G7 Berhenti Mendikte Negara Lain

ADVERTISEMENTS

BEIJING – Cina mengkritik pernyataan yang dikeluarkan para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) dalam KTT di Hiroshima karena dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Cina terutama soal Taiwan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Beijing sangat menyesalkan dan dengan tegas menentang komunike tersebut. Cina menegaskan penyelesaian masalah Taiwan harus diputuskan oleh rakyat Cina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam sebuah komunike yang dirilis Sabtu (20/5/2023), para pemimpin G7 meminta Cina yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, agar menyelesaikan konflik Taiwan dengan cara damai.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Beijing menegaskan akan menyatukan kembali Taiwan dengan daratan Cina meski dengan jalan kekerasan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

G7 adalah organisasi tujuh negara maju yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Ancaman Korut Jadi Pembahasan Utama Korsel dan NATO

“Tidak seorang pun boleh meremehkan tekad, keteguhan hati, dan kemampuan rakyat Cina dalam menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Cina,” kata Kementerian Luar Negeri Cina.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

G7 juga mengatakan akan meluncurkan platform mencegah praktik-praktik pemaksaan ekonomi yang digunakan sebagai alat untuk memburu tujuan politik.

Namun, Beijing mengatakan justru Amerika Serikat yang terlibat dalam pemaksaan dengan mempolitisasi dan memanfaatkan hubungan ekonomi dan perdagangan sebagai senjata politik. Pernyataan itu mengacu kepada sanksi-sanksi sepihak dan aksi-aksi paksa Washington yang mengganggu rantai industri dan pasokan.

Mengenai kekhawatiran G7 tentang situasi hak asasi manusia di Cina, Cina menegaskan bahwa urusan Hong Kong, Xinjiang dan Tibet adalah urusan dalam negeri Cina.

Berita Lainnya:
Ribuan Etnis Rohingya Mengungsi di Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Beijing dengan tegas menentang campur tangan kekuatan luar dalam urusan tersebut dengan dalih hak asasi manusia.

Menanggapi kekhawatiran G7 atas perilaku Beijing di Laut Cina Timur dan Selatan, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Cina adalah “pembela dan pelaku aturan hukum maritim internasional”.

Beijing memperingatkan agar tidak menggunakan masalah maritim sebagai pendorong untuk perpecahan antara negara-negara regional dan memicu konfrontasi di kawasan.

Beijing mendesak G7 agar berhenti mendikte negara lain dan “kembali ke jalan yang benar, yaitu dialog dan kerja sama.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi