Cina Akui Adanya Tantangan Berat Negosiasikan Rusia-Ukraina

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Foto selebaran yang dirilis oleh Administrasi Negara Regional Dnipropetrovsk Ukraina menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi fasilitas yang terkena serangan rudal, di Dnipro, Ukraina tenggara, Jumat (28/4/2023), di tengah invasi Rusia.

ADVERTISEMENTS

 BEIJING — Perwakilan Khusus Cina untuk Eurasia Li Hui mengakui adanya tantangan berat dalam upayanya mewujudkan negosiasi antara Rusia dan Ukraina, yang hingga kini masih terlibat konflik bersenjata.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Konflik yang sedang berlangsung terus meningkat. Saat ini, ada tantangan berat untuk mengadakan negosiasi dan mencapai hasil yang nyata,” katanya kepada pers di Beijing, Jumat (2/6/2023).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Namun, dia menganggap langkahnya sangat penting untuk mendorong terciptanya konsensus yang secara bertahap dapat membantu penyelesaian konflik.

ADVERTISEMENTS

Menurut dia, saat ini tidak ada pihak yang menutup pintu negosiasi.”Kami percaya bahwa jika kita benar-benar ingin menghentikan perang, menyelamatkan nyawa manusia, dan mencapai perdamaian, pengiriman senjata ke medan perang harus dihentikan. Jika tidak, itu hanya akan berisiko terus meningkatkan ketegangan,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Li baru saja pulang dari kunjungan ke Ukraina, Polandia, Prancis, Jerman, Rusia, dan markas Uni Eropa, dalam upaya mencari solusi atas krisis yang berlangsung. “Cina masih bersikap objektif dan tidak berpihak atas krisis di Ukraina dengan aktif mendorong pembicaraan damai,” katanya, menegaskan.

ADVETISEMENTS

Ia mengeklaim sikap Cina tersebut mendapatkan dukungan komunitas internasional secara luas, termasuk dari Rusia dan Ukraina. Pengiriman Li itu, yang merupakan tindak lanjut dari pembicaraan telepon antara Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, sempat diragukan berbagai pihak.

Diplomat senior tersebut pernah menjabat Duta Besar Cina untuk Rusia pada 2009-2019 sehingga keberpihakannya terhadap Rusia dipertanyakan dalam upayanya menyelesaikan konflik Ukraina.

“Sebenarnya ada banyak konsensus yang dicapai,” kata Li, ketika menanggapi perbedaan posisi pada masalah Ukraina antara Cina dan Eropa yang dianggapnya sebagai tantangan besar itu.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version