Selasa, 30/04/2024 - 01:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

BSSN: Tidak Ada Negara yang Aman dari Serangan Siber

ADVERTISEMENTS

Serangan siber kerap menjadi acuan menghadirkan konflik horizontal pada sebuah negara.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra menyatakan bahwa tidak ada negara manapun di dunia ini yang aman dari ancaman serangan siber. Bahkan negara yang memiliki infrastruktur teknologi yang canggih pun tidak luput dari serangan siber. Namun setiap negara pasti memproteksi diri untuk meminimalisir serangan siber, termasuk Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Apakah negara kita aman dari serangan siber? Semua negara di dunia tidak aman dari serangan siber,” ujar Ariandi dalam kegiatan dikusi bertajuk ‘Waspada Kejahatan Siber Masyarakat Harus Bagaimana?’ yang digelar Forum Wartawan Polri (FWP) Polda Metro Jaya di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (7/7).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Saling Lempar Batu, Demo Dua Kelompok Massa di Patung Kuda Memanas
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Menurut Ariandi, serangan siber kerap menjadi acuan menghadirkan konflik horizontal pada sebuah negara. Dia memberikan contoh, peristiwa perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang sampai dengan detik ini masih berlangsung. Dalam perang tersebut kedua belah pihak mengutamakanserangan siber dengan menargetkan infrastruktur vital pada bagian informasi masyarakat. 

ADVERTISEMENTS

“Perang Rusia, Ukraina itu bukan lagi perang konfensional. Sekarang serangannya dimulai dari serangan siber dilihat titik-titik infrastruktur informasi vital di Ukraina, Rusia itu di mana saja, apakah bisa disusupi ransomware apakah bisa disusupi malware dan lain-lain,” kata Ariandi. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Lanjut Ariandi, serangan siber dapat membuat suatu negara blackout. Kemudian setelah blackout, terjadilah kerusuhan dan terjadi konflik horizontal. Setelah itu terjadi maka tingga melancarkan serangan yang bersifat fisik. Karena itu, kata Ariandi, pihaknya telah merumuskan sejumlah bupaya dalam meminimalisir adanya serangan siber yang mengancam keamanan negara Indonesia.

Berita Lainnya:
Gelar Bukber dengan Para Warga, Mardiono Doa Bersama PPP Lolos Parliamentary Threshold

Kemudian, sambung Ariandi, untuk merumuskan sejumlah upaya dalam meminimalisir adanya serangan siber, pihaknya telah menggandeng sejumlah instansi. Artinya, kata dia, BSSN dapat melakukan keamanan siber di Republik jika berkoordinasi dengan semua kementerian lembaga, penyelenggara sistem elektronik.

“Kalau kita hand in hand untuk berpikir bahwa kalau memang mau serius mau membenahi keamanan siber di Indonesia maka gandengan tangan adalah kunci,” kata Ariandi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi