Jumat, 03/05/2024 - 21:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Macron Geram Uni Eropa Tunjuk Ekonom Amerika Untuk Jabatan Tinggi

ADVERTISEMENTS

 BRUSSELS — Presiden Prancis Emmanuel Macron bersikeras Uni Eropa membutuhkan independensi strategis. Ia tampaknya kesal dengan rencana kantor pusat Uni Eropa merekrut pakar dari Amerika Serikat (AS) sebagai kepala ekonom persaingan usaha.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Apakah benar tidak ada peneliti Eropa yang bagus dengan kualifikasi akademik yang bisa melakukan pekerjaan ini?” kata Macron saat ditanya mengenai hal itu dalam pertemuan pemimpin Uni Eropa dan Amerika Latin, Selasa (18/7/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“(Dari sekitar 450 juta populasi Uni Eropa) apakah tidak ada satu pun dari 27 negara anggota yang memiliki peneliti cukup baik untuk menjadi penasihat bagi Komisi (Eropa)? Itu pertanyaan sebenarnya,” kata Macron.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pekan lalu komisi eksekutif Uni Eropa mengumumkan rencana merekrut profesor ekonomi dari Yale, Fiona Scott Morton sebagai kepala ekonom persaingan usaha di departemen yang memastikan “semua perusahaan bersaing dengan setara dan adil berdasarkan kemampuan mereka di pasar tunggal, untuk memberi manfaat pada konsumen, bisnis dan ekonomi Eropa secara keseluruhan.”

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Korsel, Jepang ,dan AS Libatkan Kapal Induk dalam Latihan Gabungan

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Macron menegaskan ia sendiri tidak menolak Scott Morton, seorang ekonom dengan gelar dari sekolah-sekolah bergengsi. Namun presiden Prancis itu meminta jawaban dari komisi dan menyarankan agar statuta Uni Eropa melarang warga non-Eropa menduduki jabatan tinggi di blok itu.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Politisi dan anggota parlemen Uni Eropa lainnya juga mengungkapkan kritikan serupa. Meski baik Macron maupun anggota Parlemen Eropa tidak mempertanyakan kualifikasi Scott Morton untuk pekerjaan itu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Komisi Eropa menekankan rekam jejak Scott Morton dalam memberikan saran pada lembaga-lembaga pemerintah AS. Macron menekankan pengalaman ekonom itu memberikan konsultasi pada perusahaan swasta termasuk perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft dan menyatakan hal itu dapat menimbulkan konflik kepentingan di jabatan barunya.

Komisi mengatakan Scott-Morton harus mengundurkan diri dari beberapa berkas tertentu karena riwayat pekerjaannya sebelumnya.

Berita Lainnya:
Menlu Iran Resmikan Konsulat Baru di Suriah

Macron menegaskan ketika Uni Eropa ingin independensi strategis dalam persaingan global “kita membutuhkan pemikiran yang otonom. Kita harus membentuk semangat dan menggunakannya,” katanya.

Ia menambahkan merekrut orang Amerika untuk jabatan seperti itu belum tentu merupakan keputusan yang paling koheren.

Kepala Persaingan Usaha Komisi Eropa Margrethe Vestager mempertahankan keputusannya kontroversialnya itu saat ditanyai komite Parlemen Uni Eropa. “Adalah salah jika komisi dan orang Eropa tidak mendapatkan nasihat ekonomi terbaik, dan tidak banyak orang yang dapat memenuhi peran khusus ini,” katanya.

Macron mengatakan sangat mengkhawatirkan jika tidak ada seorang pun di Uni Eropa yang memenuhi syarat untuk pekerjaan itu. “Sebab hal itu menjadi tanda kita memiliki masalah yang sangat besar dengan semua sistem akademis Eropa dan harus berinvestasi besar-besaran dalam penelitian akademis di bidang ekonomi,” papar Macron.

Scott Morton diperkirakan akan mulai bekerja pada 1 September. 

sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi