BEIJING — Atap beton dari sebuah gedung olahraga sekolah runtuh di kota Qiqihar, Cina, pada Ahad (23/7/2023), dan menewaskan 11 orang. Sebagian besar yang tewas diyakini sebagai pemain bola voli wanita muda, pihak berwenang mengatakan penyebab runtuhnya atap kemungkinan karena adanya penumpukan material tak wajar di atas bangunan.
Awalnya 15 orang terjebak di bawah reruntuhan dan media pemerintah mengetahui pada pukul 10 pagi waktu setempat bahwa pihak berwenang telah mengeluarkan orang terakhir yang tersisa, seorang siswa, yang tidak memiliki tanda-tanda vital kehidupan.
Keruntuhan di Sekolah Menengah No. 34 di Distrik Longsha di Qiqihar, yang terletak di provinsi Heilongjiang, Cina timur laut, dilaporkan pada pukul 14:56 pada Ahad, menurut departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan provinsi, kata Xinhua.
Sebuah tim bola voli wanita sedang berlatih di gimnasium itu ketika insiden itu terjadi, kata seorang ayah kepada China Youth Daily. Pria ini merupakan orang tua korban, yang sedang menunggu di rumah sakit setempat terkait status putrinya yang berusia 16 tahun.
“Tim tersebut terdiri dari para siswa yang dipilih dari kelas yang berbeda. Mereka baru saja kembali ke sekolah beberapa hari yang lalu setelah mengikuti kompetisi di luar kota,” kata seorang saksi mata kepada radio pemerintah.
Tidak dijelaskan, apakah ada korban yang termasuk orang dewasa. Tetapi radio pemerintah melaporkan pada hari Ahad, bahwa pelatih tim ikut tertimpa reruntuhan.
Seorang anggota keluarga mengatakan kepada wartawan di sebuah media yang didukung oleh pemerintah, bahwa keponakannya adalah anggota tim bola voli putri sekolah dan sedang berlatih di gym yang nahas itu pada saat kejadian.
Ada 19 orang di gimnasium saat insiden runtuh terjadi, dengan empat orang berhasil melarikan diri, kata pihak berwenang.
Dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial, seorang ayah yang marah mengeluh. Di mana pemerintah mengirim polisi untuk mengawasi para orang tua tetapi tidak mengirim siapa pun untuk memberi kabar terbaru tentang anak-anak mereka.
“Mereka mengatakan kepada saya bahwa anak saya telah tiada, tetapi kami tidak pernah bisa melihat anak saya. Semua anak-anak itu wajahnya berlumuran lumpur dan darah ketika mereka dikirim ke rumah sakit. Saya memohon, tolong biarkan saya mengidentifikasi anak itu. Bagaimana jika itu bukan anak saya?,” kata pria itu.
Pemandangan udara dari atas tempat kejadian dari foto-foto media sosial menunjukkan atap yang benar-benar runtuh dengan petugas penyelamat berada di dalam gym di samping bongkahan beton besar.
Foto-foto lain menunjukkan derek besar yang diangkat di sisi gedung sekolah saat upaya penyelamatan masih berlangsung. Wilayah tersebut dan beberapa bagian dari Cina mengalami hujan lebat akhir pekan ini, menyebabkan banjir dan kerusakan di beberapa daerah.
Penyelidikan awal menemukan bahwa para pekerja konstruksi secara ilegal menempatkan perlit, mineral dengan kadar air tinggi dan dapat menyerap air, di atap gimnasium. Kesalahan penempatan bahan material konstruksi itu terjadi, selama pembangunan gedung pengajaran yang berdekatan dengan gimnasium, lapor Xinhua.
Di bawah guyuran hujan yang terus menerus turun, perlit tersebut menyerap air dan bertambah berat, sehingga mengakibatkan runtuhnya atap, kata media pemerintah. Seorang pengguna di Weibo, platform media sosial populer di Tiongkok, mengatakan dalam sebuah komentar keras.
“Bagaimana mungkin departemen terkait tidak memahami akal sehat bahwa Anda tidak dapat meletakkan benda berat di atap? Ini harus diselidiki secara menyeluruh,” kata pria itu.
Penyelidikan mendalam sedang berlangsung dan orang-orang yang bertanggung jawab atas perusahaan konstruksi tersebut telah ditahan oleh polisi, lapor Xinhua.
sumber : Reuters
Sumber: Republika