Rabu, 01/05/2024 - 23:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Komunitas Nelayan Pesisir Ajak Para Pelaut Ogan Ilir untuk Jaga Populasi Ikan Air Tawar

ADVERTISEMENTS

 OGAN ILIR — Sukarelawan Komunitas Nelayan Pesisir (KNP) Sumatra Selatan (Sumsel) menginisiasi acara “edukasi penangkapan ikan ramah lingkungan” di Dusun II, Desa Pematang Bungur, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dalam kegiatan tersebut, KNP mengajak para pelaut untuk menjaga ekosistem air tawar serta keseimbangan populasi ikan di dalamnya. Koordinator Wilayah KNP Sumsel, Heldi Bagja mengatakan upaya merawat kelestarian lingkungan air tawar juga berdampak pada keberlangsungan populasi ikan air tawar secara keberlanjutan. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam momen ini, Bagja membeberkan sejumlah faktor yang dapat merusak keseimbangan populasi ikan serta sungai. Salah satunya adalah penggunaan alat-alat yang dilarang untuk menangkap ikan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2009 tentang Perikanan pasal 84, disebutkan bahwa menangkap ikan dengan bahan berbahaya diancam pidana penjara maksimal enam tahun serta denda maksimal sebesar Rp 1,2 miliar.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kami memberitahu juga alat tangkap ikan yang tidak diperbolehkan untuk menangkap ikan ada tiga jenis yang pertama setrum, yang kedua bom mini, yang ketiga itu menggunakan racun karena takut mengganggu ekosistem atau keberlangsungan populasi yang ada di sungai ini,” ucap dia, seperti dinukil pada Kamis (27/7/2023).

Berita Lainnya:
3 dari 4 Menteri yang Dipanggil MK Tidak Bisa Diajak Kongkalikong Jokowi

Keberadaan sungai sangatlah penting. Itu karena, sungai menjadi sumber ketahanan pangan dan perekonomian bagi masyarakat.

Dia mengimbau masyarakat nelayan setempat berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan sungai dan ekosistem ikan air tawar dengan cara menggunakan alat tangkap ikan yang aman.

KNP Sumsel pun menyerahkan alat tangkap yang aman yakni jaring untuk sungai berukuran 3 inci kepada puluhan nelayan di kawasan tersebut.

“Tadi ada nelayan-nelayan yang kami edukasi jumlah 80 orang ini, harapan dari saya tidak ada lagi yang menangkap ikan dengan nyetrum memberikan bom atau racun, atau kalau misalkan ada oknum bukan nelayan dari sini dengan cara-cara yang tidak baik itu bisa ditegur,” ungkap dia.

Sofyan (40 tahun) salah satu nelayan setempat merasa aksi KNP dapat meningkatkan kesadaran bersama khususnya dalam menangkap ikan di sungai.

Berita Lainnya:
Nikmati Pagi di Mataram, Jokowi Gowes Sepeda Bambu

“Kami sangat antusias sekali kepada tim relawan kami mengucapkan ribuan terima kasih banyak karena telah datang ke tempat kami ke para nelayan yang ada di sini dan memberikan bantuan. Kami sangat terbantu dan bermanfaat,” kata dia.

Kelompok serupa juga telah menunjukkan aksi yang berfokus terhadap lingkungan dengan melakukan aksi bersih-bersih di Pantai Mutiara, Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Koordinator Daerah Komunitas Nelayan Pesisir Kabupaten Banyuwangi Muhammad Fajar Sidik menyampaikan aksi ini juga diikuti ratusan nelayan yang biasa menjaring ikan dan biota lainnya di perairan setempat. Menurut dia, lingkungan hidup pantai yang bersih memiliki dampak positif terhadap kehidupan masyarakat, khususnya para nelayan yang mencari peruntukkan di wilayah pesisir.

“Mereka kompak membersihkan bekas kemasan makanan, ranting pohon, hingga botol minuman yang berserakan di pantai,” ujar dia, demikian dilansir dari Antara

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi