Selasa, 07/05/2024 - 09:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Gas Melon Langka di Masyarakat, Ketua PBNU Turut Berkomentar

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA –  Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) turut berkomentar tentang kelangkaan gas melon di sebagian daerah Indonesia. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Dia pun meminta kepada pemerintah untuk segera bertindak. “Agar pemerintah segera bertindak melakukan normalisasi dan mengontrol pasokan gas melon yang dibutuhkan rakyat,” ujar Gus Fahrur dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa 1/8/2023). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dia pun mempertanyakan, mengapa di saat seluruh masyarakat sudah beralih ke elpiji, justru terjadi kelangkaan melon. Karena itu, Gus Fahrur mendorong kepada pemerintah untuk bertanggung jawab. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Pemerintah harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat yang telah memberikan respons positif program pemerintah dengan beralih dari minyak tanah,” ucap Gus Fahrur. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Seiring permintaan yang terus meningkat, menurut dia, PT Pertamina harus mampu memenuhi permintaan elpiji melon yang diperlukan oleh rumah tangga dan para pedagang kecil. Karena,  kelangkaan elpiji melon berdampak negatif terhadap produktivitas masyarakat. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Anggota Bawaslu Intan Jaya Ngaku Disandera dan Dipalak Uang Rp 150 Juta Oleh KKB Jelang Pemungutan Suara

Dia mengatakan, elpiji melon telah menjadi bahan paling penting setelah minyak tanah ditarik dari masyarakat. Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat kelangkaan elpiji yaitu penurunan order bagi pebisnis yang bergerak di sektor rumah makan, aktivitas masyarakat terganggu, terjadi spekulasi harga elpiji, dan bisa mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Elpiji telah menjadi primadona dalam rumah tangga. Kegiatan masak-memasak sangat bergantung pada ketersediaan pasokan salah satu jenis gas ini. Jika elpiji mengalami kelangkaan, jelas akan mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Gus Fahrur.

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Dampak lainnya, tambah dia, yaitu tumbuhnya spekulasi harga. Pasokan yang tersendat bisa menjadi kesempatan bagi para spekulan dalam menentukan harga, yang dapat menyebabkan melambungnya harga elpiji di tengah masyarakat. 

Berita Lainnya:
AS Beri Sanksi Batalyon Netzah Yehuda Israel, Apa Saja Aksi Sadisnya?

“Kita berharap Pertamina melalukan penanganan serius dalam mengatasi kelangkaan elpiji saat ini, untuk memenuhinya hajat hidup masyarakat,” jelas dia. 

Sementara itu,  PT Pertamina (Persero) mengimbau masyarakat untuk tidak panic buying imbas isu kelangkaan gas LPG tiga kilogram yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di sejumlah wilayah. Pertamina memastikan ketersediaan gas melon itu tetap aman sesuai kebutuhan.  

“Saya sampaikan kepada masyarakat untuk LPG subsidi, jelas yang berhak mendapatkannya itu adalah masyarakat yang kurang mampu. Saya sudah cek LPG tiga kilogram dan memastikan bahwa suplai secara nasional aman, jadi tidak perlu ada panic buying karena ini cukup,” tegas Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam keterangan resminya, dikutip Ahad (30/7/2023).   

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi