Senin, 06/05/2024 - 17:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Diduga Terjadi Penistaan Alquran, Massa di Pakistan Bakar Gereja

ADVERTISEMENTS

ISLAMABAD — Massa Muslim menyerang komunitas Kristen di Pakistan timur pada Rabu (16/8/2023). Mereka merusak beberapa gereja dan membakar sejumlah rumah setelah menuduh dua anggota komunitas Kristen menodai Alquran.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Serangan itu terjadi di Jaranwala di kawasan industri Faisalabad. Juru bicara kepolisian, Naveed Ahmad mengatakan, kedua orang Kristen itu dituduh melakukan penistaan ​​agama. Ahmad  menambahkan, dua orang itu dan anggota keluarganya telah meninggalkan rumah mereka. Seorang penduduk, Shakil Masih mengatakan, dia mendengar pengumuman yang menghasut massa dan kemudian melihat massa menuju ke lingkungan Kristen.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Saya segera meninggalkan rumah bersama keluarga saya. Beberapa keluarga lain melakukan hal yang sama,” kata Masih kepada Reuters.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menteri Informasi sementara Punjab, Amir Mir mengatakan, lebih dari 100 orang ditangkap. “Orang-orang yang menyerang gereja diidentifikasi melalui rekaman video,” katanya.  

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kemenlu Sebut tidak Ada WNI Terdampak Serangan Iran ke Israel

 

Polisi mengatakan, kasus penyerangan terhadap orang-orang Kristen itu berkaitan dengan penemuan sejumlah lembaran Alquran dengan tulisan yang menghina umat Muslim menggunakan tinta merah.

 

Sementara itu, Perdana Menteri Anwar ul Haq Kakar menyerukan tindakan tegas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut. Sedangkan Amerika Serikat sangat prihatin bahwa gereja dan rumah menjadi sasaran.

 

“Kami mendesak pihak berwenang Pakistan untuk melakukan penyelidikan penuh atas tuduhan ini, dan menyerukan ketenangan bagi semua yang terlibat,” kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel.

 

Seorang pemimpin Kristen, Akmal Bhatti mengatakan, massa telah membakar setidaknya lima gereja dan menjarah barang-barang berharga dari rumah-rumah yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya.  Ratusan orang juga memblokir jalan raya terdekat.

 

Video menunjukkan pria menyerang gereja dengan palu godam dan membakar bangunan. Massa terdiri dari ribuan orang yang dipimpin oleh ulama setempat, terutama dari partai politik Islam bernama Tehreek-e-Labaik Pakistan (TLP). Sementara TLP membantah menghasut kekerasan. TLP mengatakan, mereka telah bekerja sama dengan polisi untuk mencoba menenangkan keadaan.

Berita Lainnya:
Mengapa Pakistan yang Memiliki Nuklir Diam Saja Menonton Agresi Israel?

 

Penghujatan dapat dihukum mati di Pakistan. Sebelumnya seorang mantan gubernur provinsi dan menteri minoritas juga telah ditembak mati karena tuduhan penistaan.

 

Kelompok hak asasi manusia mengatakan, tuduhan penistaan ​​agama terkadang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Ratusan orang mendekam di penjara setelah dituduh melakukan penistaan agama. Hakim sering menunda persidangan terkait kasus tersebut karena takut terjadj pembalasan jika hukuman dianggap terlalu lunak. Kelompok hak asasi menyerukan pembentukan dan memperlengkapi pasukan polisi khusus untuk melindungi tempat ibadah agama minoritas, seperti yang diarahkan oleh putusan Mahkamah Agung tahun 2014.

 

“Frekuensi dan skala serangan semacam itu, yang sistematis, keras, dan seringkali tidak dapat ditahan, tampaknya meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi