Minggu, 16/06/2024 - 16:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Empat Negara Berlomba Cari Sumber Air di Kutub Selatan Bulan

NEW YORK — Pesawat ruang angkasa Rusia dan India yang belum diawaki diperkirakan akan mendarat di area kutub Selatan bulan pada pekan depan. Sementara Cina dan AS dalam misi yang sama, dimana AS berusaha mendaratkan astronot di wilayah itu pada tahun 2025.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Perlombaan antariksa antara negara yang memiliki kemampuan jelajah luar angkasa kembali dimulai. Kini dengan lebih banyak negara baru yang bersaing, yaitu Cina dan India.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Sekitar enam dekade setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba untuk mencapai bulan, sebuah kompetisi baru muncul. Kali ini, fokusnya adalah kutub selatan bulan, di mana para ilmuwan telah mendeteksi jejak-jejak es dan sumber air di bulan.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Rusia minggu lalu meluncurkan pesawat ruang angkasa pendaratan bulan pertamanya, dalam 47 tahun terakhir. Pesawat antariksa ini diperkirakan akan mendarat di sana dalam beberapa hari. Sementara India tidak mau ketinggalan, dengan target pendaratan pada 23 Agustus 2023.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Sementara itu, AS sedang berusaha untuk menjadi negara pertama yang mendaratkan seorang astronot di sana, dengan misi berawak yang direncanakan pada tahun 2025. Cina juga merencanakan misi ke daerah tersebut, dengan atau tanpa astronot, sebelum akhir dekade ini.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh
Berita Lainnya:
Misi Luar Angkasa DearMoon Dibatalkan, TOP Eks BigBang Gagal ke Bulan

Area ini didambakan karena airnya dapat digunakan untuk bahan bakar roket. Hal ini juga dapat membantu membangun pangkalan permanen di bulan dan berfungsi sebagai landasan peluncuran ke planet Mars dan pangkalan peluncuran jelajah angkasa yang lebih jauh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa area tersebut jauh lebih berbahaya daripada lokasi pendaratan pertama di bulan pada tahun 1969.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

“Ini tidak seperti apa yang Anda lihat saat Neil [Armstrong] dan Buzz [Aldrin] mendarat, yang terus menerus disinari matahari, dengan beberapa kawah di sana-sini,” kata Nelson, dilansir NBC News, Jumat (18/8/2023).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK

“Kutub selatan bulan dipenuhi dengan kawah-kawah yang dalam. Dan karena sudut datangnya matahari, sebagian besar kawah-kawah itu berada dalam kegelapan total sepanjang waktu, sehingga mengurangi jumlah area yang dapat Anda gunakan untuk mendarat dan memanfaatkannya,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Jika memang kita menemukan air yang berlimpah di sana, itu bisa dimanfaatkan untuk kru dan pesawat ruang angkasa di masa depan,” tambah Nelson.

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard
Berita Lainnya:
Cina Utara Bersiap Hadapi Gelombang Panas, Xinjiang Diprediksi Tembus 37 Derajat Celsius

NASA sedang mempersiapkan diri untuk kembali ke permukaan bulan dengan misi Artemis II tahun depan, ketika para astronot akan mengorbit bulan menjelang rencana pendaratan pada 2025.

Nelson mengatakan bahwa ia berharap Rusia dapat menjalankan misinya dengan baik, dan mencatat bahwa kedua negara memiliki sejarah kerja sama yang panjang dalam hal perjalanan luar angkasa.

Ada potensi sisi gelap dari perlombaan ke bulan jika AS bukan negara pertama yang mendaratkan astronot di area yang diinginkan. Nelson mengatakan bahwa ia memiliki kekhawatiran bahwa Cina dapat mencoba mengklaim wilayah tersebut jika mereka tiba di sana terlebih dahulu.

“Saya tidak ingin Cina sampai ke kutub selatan terlebih dahulu dengan seorang manusia dan kemudian berkata, ‘Ini milik kami, jangan masuk,'” kata Nelson, seraya menambahkan bahwa AS adalah bagian dari perjanjian multinasional untuk berbagi sumber daya di luar angkasa. Sementara Cina, menurutnya tidak.

“Saya pikir perlombaan antariksa benar-benar antara kita dan Cina, dan kita perlu melindungi kepentingan komunitas internasional,” kata Nelson.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

مَّا أَشْهَدتُّهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنفُسِهِمْ وَمَا كُنتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا الكهف [51] Listen
I did not make them witness to the creation of the heavens and the earth or to the creation of themselves, and I would not have taken the misguiders as assistants. Al-Kahf ( The Cave ) [51] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi