Jumat, 03/05/2024 - 16:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Siswa JIS Kembangkan Inovasi untuk Nelayan Berlayar tanpa Solar

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Siswa Jakarta Intercultural School (JIS), Jefferson Sunjoto, berhasil mengembangkan perangkat lunak yang memadukan tenaga angin dan tenaga surya untuk menggerakkan perahu berlayar tanpa menggunakan solar. Jika dikembangkan lebih lanjut, teknologi tersebut tidak hanya mengurangi pencemaran udara, tapi juga menyejahterakan para nelayan karena bisa melepas ketergantungan pada ketersediaan bahan bakar solar yang harganya terus naik.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Teknologinya memang mahal di awal, tetapi banyak penghematan di akhir karena perahu bisa bergerak tanpa bahan bakar solar. Keuntungan lain, tak ada polusi,” kata Jeff dalam siaran pers, Kamis (24/8/2023)

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Hal itu dia sampaikan usai melakukan presentasi hasil penelitiannya dalam acara Jakarta Scholar Symposium (JSS) yang digelar di Soehana Hall, Energy Building, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Jefferson merupakan salah satu dari 10 siswa yang berpartisipasi dalam JSS Volume II yang bertema ‘Computing for the Future’. Para siswa itu berasal dari sekolah internasional JIS dan British School Jakarta (BSJ). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dalam kesempatan itu, peserta JJS memaparkan masing-masing gagasannya, bagaimana teknologi komputer dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam di masyarakat. Gagasan tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut untuk kemaslahatan bersama. Siswa kelas XII itu menuturkan, ide penelitian berawal dari sebuah artikel tentang kapal cargo yang bergerak dengan tenaga angin, teknologi yang akan menjadi tren pada masa depan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Rerata Lama Sekolah di Kabupaten Cirebon Hanya 7,6 Tahun

“Lalu saya terpikir untuk membuat teknologi yang tidak saja menggunakan tenaga angin, tetapi juga memanfaatkan sinar matahari melalui solar system sebagai ‘back up’ jika laut tiba-tiba hujan sehingga tidak ada angin,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Seluruh perangkat yang dibuat Jeff tidak digunakan secara manual untuk menggerakkannya, tetapi memanfaatkan teknologi komputer. Setiap data dimasukkan ke komputer, sehingga perahu bisa bergerak secara otomatis. Dia membandingkan keuntungan jika menggunakan energi angin dibanding energi solar. Pertama, nol polusi karena tidak pakai bahan bakar solar. Kedua, hemat biaya karena tidak perlu beli solar.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Program perputaran layar dibuat untuk selalu memaksimalkan energi dan kekuatan. Kecepatan kapal bervariasi, bisa mencapai 20-25 knots atau 23-29 mph tergantung arah angin,” kata dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sedangkan kapal dengan penggunaan solar, lanjut Jeff, menghasilkan 130 ton karbondioksida (Co2). Jumlah itu 26 kali lebih tinggi dari karbondioksida yang dihasilkan sebuah mobil. “Uang yang dikeluarkan untuk membeli solar diperkirakan lebih dari USD 4 ribu setahun. Sementara kecepatan kapal hanya 9-30 knot atau 10-35 Mph,” tutur dia.

Berita Lainnya:
UNM Tawarkan Biaya Kuliah Terjangkau dan Berkualitas

Melihat keunggulan dari kapal bertenaga angin dan surya itu, Jeff bersemangat untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam bentuk nyata. Ia akan mencoba pada perahu nelayan dengan ukuran 5 kali 6 meter. Termasuk pemasangan solar panel dari bahan tahan air laut yang mampu menyimpan energi dalam 2 baterai dengan daya 2,2 kwh yang bertahan hingga 5 jam. Daya baterai bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan.

“Baterai hanya dipakai untuk keadaan darurat saja. Karena energi sepenuhnya memanfaatkan tenaga angin,” tutur anak sulung dari tiga bersaudara itu.

 Dalam penelitiannya, Jeff dibantu guru-guru saat mengukur kekuatan angin dan pembuatan panel solar. Selain juga didukung oleh keluarga, karena eksperimen yang dibuatnya membutuhkan dana yang tidak sedikit. 

“Saya ingin berkolaborasi dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi ini menjadi lebih sempurna. Sehingga bisa dimanfaatkan nelayan kita agar lebih sejahtera,” ucap Jeff.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi