Jumat, 03/05/2024 - 23:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

500 Sekolah di Prancis Diawasi Terkait Aturan Larangan Abaya

ADVERTISEMENTS

Pihak berwenang Prancis mengawasi lebih dari 500 sekolah setelah larangan pemakaian abaya diberlakukan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

PARIS — Pihak berwenang Prancis mengawasi lebih dari 500 sekolah setelah larangan pemakaian abaya diberlakukan. Pengawasan dilakukan untuk menindak kemungkinan pelanggaran aturan larangan abaya di sekolah, ketika ajaran baru dimulai.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Bulan lalu, Pemerintah Prancis mengumumkan larangan pemakaian abaya di sekolah. Pemerintah mengatakan, hal itu melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan. Sebelumnya, sekolah juga telah melarang jilbab.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Ada 513 sekolah yang kami identifikasi berpotensi prihatin dengan pertanyaan ini pada awal tahun ajaran,” ujar Menteri Pendidikan Gabriel Attal kepada radio RTL pada Senin (4/9/2023).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Masih Bingung Pilih Baju Lebaran? Ini Tren Bahan untuk Gamis dan Abaya

 

Attal mengatakan, pekerjaan telah dilakukan sebelum dimulainya tahun ajaran untuk melihat sekolah mana yang berpotensi menimbulkan pelanggaran. Attal menambahkan, pengawas sekolah yang terlatih akan ditempatkan di sekolah-sekolah tertentu.

 

Namun Attal mengatakan, dia menentang penerapan larangan terhadap orang tua mengenakan pakaian yang memiliki makna keagamaan ketika mereka menemani atau mengantar anak-anak mereka ke sekolah. “Ada perbedaan antara apa yang terjadi di sekolah dan apa yang terjadi di luar sekolah. Yang penting bagi saya adalah apa yang terjadi di sekolah,” ujar Attal.

 

Ada sekitar 45.000 sekolah di Prancis, dengan 12 juta siswa kembali bersekolah pada Senin setelah libur panjang.  Kelompok kiri menuduh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang berhaluan tengah mencoba menerapkan larangan abaya untuk bersaing dengan Partai Nasional sayap kanan pimpinan Marine Le Pen.

Berita Lainnya:
Menteri Israel Ancam Gulingkan Netanyahu Jika Batal Serang Rafah

 

Beberapa tokoh sayap kanan telah meminta pemerintah untuk mewajibkan anak-anak mengenakan seragam sekolah di sekolah negeri. Attal mengatakan, dia akan mengumumkan uji coba penerapan seragam sekolah pada musim gugur.

 

 “Saya tidak yakin ini adalah solusi ajaib yang akan menyelesaikan semua masalah sekolah. Tapi menurut saya ini layak untuk diuji,” ujar Attal.

 

 Sebuah undang-undang yang diperkenalkan pada Maret 2004 melarang simbol atau pakaian yang membuat siswa menunjukkan afiliasi agama tertentu di sekolah. Simbol agama yang dimaksud termasuk salib besar, kippa Yahudi, dan jilbab.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi