Selasa, 30/04/2024 - 00:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Mau Berat Badan Ideal? Hindari Pilih Diet Ekstrem, Ini Dampak Buruknya

ADVERTISEMENTS

Diet ekstrem (ilustrasi).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Berusaha mencapai berat badan ideal tidak ada salahnya. Namun untuk menuju ke sana sebaiknya tidak dengan diet yang ekstrem.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Pasalnya, studi terbaru menyebut diet ekstrem lebih banyak merugikan bagi tubuh. 

Studi digagas tim peneliti dari Nagoya University Graduate School of Medicine di Jepang. Mereka melaporkan bahwa diet ekstrem berupa pengurangan atau penambahan asupan karbohidrat dan lemak secara berlebihan dapat memengaruhi harapan hidup jangka panjang. 



ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Para peneliti mengukur asupan karbohidrat, lemak, dan energi harian lebih dari 80.000 orang selama sembilan tahun. Mereka menemukan bahwa pola makan tinggi atau rendah karbohidrat dan lemak meningkatkan risiko kematian akibat semua penyebab dan kematian terkait kanker. 



ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Diingatkan Waspada Donasi ke Pribadi, Mengapa Orang Indonesia Dikenal Dermawan?

Temuan studi sudah diterbitkan di The Journal of Nutrition. Dikutip dari laman Women’s Health, Jumat (8/9/2023), dampak itu terutama dijumpai pada peserta perempuan. Pola makan rendah karbohidrat dikaitkan dengan tingginya kasus penyakit kardiovaskular. 



ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Definisi rendah yakni kurang dari 50 persen kalori yang berasal dari karbohidrat, atau kurang dari 250 gram karbohidrat bagi yang mengonsumsi 2.000 kalori sehari. Sebaliknya, pola makan tinggi karbohidrat pun tidak baik, karena memberi efek buruk lain.



Pola makan tinggi karbohidrat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian terkait kanker dan dengan semua penyebab. Definisi tinggi yakni lebih dari 65 persen asupan kalori berasal dari makronutrien, atau 325 gram karbohidrat dari pola makan 2000 kalori. 

Sementara, diet rendah lemak dikaitkan dengan kualitas kesehatan di masa tua yang lebih buruk.

Berita Lainnya:
Jungkook BTS Dituduh Jadi Pengikut Sekte Sesat di Korea, Apa Penyebabnya?

Para peneliti mengatakan hal ini menunjukkan pengurangan drastis kelompok makanan tertentu pada lelaki maupun perempuan berdampak buruk pada kesehatan. 

”Penelitian ini sangat penting karena menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dan rendah lemak mungkin bukan strategi yang paling sehat untuk mendorong umur panjang, karena manfaat jangka pendeknya berpotensi lebih besar daripada risiko jangka panjangnya,” kata peneliti utama studi, Takashi Tamura. 



Membatasi kelompok makanan tertentu kini menjadi cara populer untuk menurunkan berat badan. Para pakar kesehatan khawatir dengan maraknya diet ekstrem seperti diet keto.

Studi terbaru yang digagas Tamura menyarankan lebih berhati-hati menyeimbangkan pola makan. Pilihan terbaik adalah mendapatkan energi dari berbagai makanan dan makronutrien. 


Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi