Selasa, 30/04/2024 - 02:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Umar Bin Khattab Dapat Empat Kenikmatan Saat Tertimpa Musibah

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dalam buku Nashaihul Ibad karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dijelaskan bahwa Umar bin Khattab Radiyallahu anhu mendapat empat kenikmatan saat tertimpa musibah. Jika seseorang mengetahui dan memahami empat kenikmatan di dalam musibah itu, diharapkan menjadi lebih kuat menghadapi ujian dan cobaan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Diriwayatkan Umar bin Khattab bahwa ia berkata sebagai berikut, “Demi Allah, setiap kali aku mendapat musibah maka di situ selalu terdapat empat kenikmatan dari Allah. Yakni, pertama, musibah itu tidak mengenai agamaku. Kedua, karena musibah itu tidak lebih berat daripadanya. Ketiga, karena musibah itu tidak menghalangi ridha Allah. Keempat, karena dengan adanya musibah itu aku dapat mengharap pahala dari Allah” (Syekh Nawawi al-Banteni, Nashaihul Ibad).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS

 

Berita Lainnya:
Apa Saja Amalan yang Dapat Dilakukan Wanita Haid di 10 Hari Terakhir Ramadhan?

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Umar bin Khattab menjelaskan, dalam musibah yang menimpa dirinya itu terkandung empat kenikmatan. Pertama, musibah itu tidak menimpa agamanya. Karena musibah yang menimpa agama itu justru lebih berat dibanding yang menimpa pada badan dan harta kekayaan.

 

Kedua, musibah itu tidak seberat yang diterima oleh orang-orang zaman dulu sebelum Islam. Ketiga, musibah itu tidak menghalangi keridhaan Allah terhadap dirinya. 

 

Keempat, dengan adanya musibah itu, Umar bin Khattab berharap mendapat balasan yang setimpal atau pahala dari Allah SWT. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

 

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menjelaskan, bukti seorang hamba beriman kepada Allah SWT adalah beriman kepada qadha dan qadar. Sebagaimana disampaikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW.

Berita Lainnya:
Pujian Sarjana Barat Eks Biarawati Terhadap Umar Bin Khattab Saat Taklukkan Yerusalem 

 

Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu pasti sesuai dengan qodho dan qodar, bahkan kelemahan dan kecerdasan sekalipun.” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah seseorang beriman kepada Allah hingga ia beriman dengan qadar, baik atau buruknya” (HR Tirmidzi).

 

Fasyani menyebut, pengertian beriman dengan qadar adalah kamu meyakini bahwa sesungguhnya Allah telah menakdirkan kebaikan dan keburukan sebelum menciptakan makhluk, dan meyakini sesungguhnya segala sesuatu yang terwujud adalah sesuai dengan qadha dan qadar Allah. Dialah yang Maha Menghendaki semuanya. 

 

Sayyid Abdullah al-Murghini berkata, “Beriman dengan qodar adalah membenarkan bahwa segala sesuatu yang telah wujud dan yang akan wujud adalah sesuai dengan takdir Allah yang berkata kepada segala sesuatu, ‘Jadilah!’ Maka sesuatu itu jadi, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya, manis atau pahit.” 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi