Minggu, 05/05/2024 - 20:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Kemendikbudristek: 92 Bahasa Daerah Direvitalisasi 2024

ADVERTISEMENTS

Ilustrasi bahasa daerah. Kemendikbudristek mengatakan 92 bahasa daerah direvitalisasi 2024.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan 92 bahasa sebagai sasaran program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) pada tahun 2024. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Aminudin Aziz mengatakan angka itu meningkat dari 72 bahasa daerah di 19 provinsi pada 2023.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Tahun depan kami akan perluas di 92 bahasa daerah dan dialek yang cakupannya di 34 provinsi,” ujar Aminudin, di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
P3R Unpad Tetapkan 14 Bakal Calon Rektor Periode 2024-2029
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Menurut Aminudin peningkatan jumlah dan cakupan wilayah program RBD 2024 tidak lepas dari kesadaran pentingnya menjaga bahasa ibu di kalangan para pemimpin daerah. Oleh karena itu, program yang sudah berjalan sejak tahun 2021 tersebut mendapatkan dukungan yang optimal.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Aminudin menambahkan, pihaknya tetap menerapkan tiga pendekatan dalam program RBD 2024, yakni Model A, B, dan C. Model A dikhususkan bagi bahasa daerah dengan karakteristik masyarakat yang homogen, sehingga pembelajaran yang diterapkan melalui lembaga formal, seperti Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Model B diimplementasikan di wilayah dengan karakteristik penduduk yang heterogen, dengan pendekatan melalui mata pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum, serta menggaet komunitas pecinta bahasa untuk menyosialisasikan program tersebut kepada para penutur muda.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Rektor Unissula Kukuhkan Akmal Malik Raih Gelar Profesor Kehormatan

Adapun untuk Model C, diterapkan di daerah yang penutur bahasanya sangat rendah, seperti Papua, Maluku, dan daerah timur lainnya. Sehingga konsep pembelajaran yang diterapkan berbasis komunitas.

“Model C ini untuk penutur yang sedikit, misalnya Papua, Maluku, dan daerah timur lainnya. Maka intervensi pembelajarannya bila memungkinkan di sekolah, tapi kalau tidak, berbasis komunitas,” ujar Aminudin.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi