Minggu, 05/05/2024 - 20:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kulit Jadi Kering Lebih Mudah Terjadi Saat Cuaca Panas, Ini Cara Mengatasinya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dokter spesialis kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Arini Astasari Widodo, MS, SpKK, membagikan kiat melindungi kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik yang sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia. “Pertama, menggunakan pelembap. Penggunaan pelembap di iklim panas penting untuk menjaga kesehatan kulit. Pada cuaca panas, kulit menjadi lebih rentan mengalami dehidrasi akibat faktor-faktor, seperti paparan sinar matahari dan keringat berlebihan,” kata Arini, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Ia menyampaikan pula pelembap berperan dalam mengurangi risiko iritasi dan mencegah dehidrasi pada kulit dengan mengunci kelembaban. Oleh karena itu, Arini mengingatkan masyarakat untuk menggunakan pelembap yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis kulit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Kedua, penggunaan tabir surya juga bernilai penting dalam melindungi kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik. Menurut Arini, tabir surya berperan penting dalam melindungi kulit dari dua jenis radiasi matahari, yaitu UVA dan UVB.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ia menyampaikan, untuk melindungi kulit dari sinar UVA, diperlukan pemakaian tabir surya dengan spektrum luas yang mengandung filter khusus, seperti avobenzone, seng oksida, atau titanium dioksida. Kandung tersebut dapat mengurangi kemampuan sinar UVA dalam merusak kolagen dan elastin serta mencegah penuaan dini, seperti kerutan, garis halus, dan bintik-bintik penuaan. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Cuaca Panas Ekstrem Seperti di Thailand Bisakah Terjadi ke Indonesia? ini Kata BMKG

Sementara itu, kulit dapat dilindungi dari bahaya sinar UVB lewat pemakaian tabir surya dengan sun protection factor (SPF). Pemakaian tabir surya tersebut efektif membantu mencegah luka bakar matahari dan mengurangi risiko kanker kulit akibat sinar UVB. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Ketiga, diperlukan pula perawatan kulit pasca-berjemur. Arini mengatakan perawatan pasca-berjemur dapat mengurangi efek samping paparan sinar matahari terhadap kulit.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Perawatan kulit pascaberjemur bisa melalui penggunaan produk-produk yang mendinginkan dan menenangkan kulit, seperti gel aloe vera atau losion pasca-terpapar matahari yang membantu mengurangi kemerahan, peradangan, dan ketidaknyamanan,” jelas dia. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Terakhir, kesehatan kulit di tengah cuaca panas terik dapat dilindungi dengan penggunaan perlindungan fisik seperti payung, baju lengan panjang dan menyerap keringat. 

Arini menyampaikan, langkah-langkah perlindungan terhadap kesehatan kulit itu perlu diterapkan karena cuaca panas terik dapat berdampak signifikan pada kualitas kulit, di antaranya, dapat membuat kulit kering dan bersisik. Bahkan, cuaca panas dapat memengaruhi penyakit kulit atau menyebabkan eksaserbasi atau kambuhnya penyakit kulit yang sudah ada.

Berita Lainnya:
Gelombang Panas Diduga Sebabkan Dua Orang Warga India Meninggal Dunia  

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah daerah di Indonesia, diketahui suhu maksimum harian berkisar 35 sampai 36,7 derajat Celsius dari 2 sampai 3 Oktober 2023 pagi. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menyampaikan suhu udara yang menyengat itu dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang diprakirakan mencapai puncak pada Oktober 2023.

Fenomena El Nino adalah pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik bagian tengah. Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan perbedaan suhu permukaan laut di Laut Arab (Samudra Hindia bagian barat) dan Samudra Hindia bagian timur di selatan Indonesia. 

Pada pertengahan Oktober 2023, suhu udara maksimum diprakirakan mencapai 43 derajat Celsius di Kota Surabaya, 40 derajat Celsius di Kota Semarang, dan 37 derajat Celsius di Jakarta.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi