Minggu, 05/05/2024 - 21:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

17 Jam Hamas Duduki Israel Selatan, Pertama Kali Orang Yahudi Merasa Tak Berdaya Sejak Perang 1948

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH –  Israel Selatan wilayah paling terdampak oleh serangan darat kelompok militan Palestina Hamas.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Sejumlah permukiman di wilayah tersebut sempat dikuasai oleh Hamas selama 17 jam. Be’eri, dekat Kota Ofakim, salah satunya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sabtu, (7/10/   ) pagi, ratusan kelompok militan Hamas yang menyeberang dari dekat Jalur Gaza, jadi mimpi buruk.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ratusan warga sipil dan puluhan tentara Israel terbunuh dalam serangan itu.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu murka hingga mendeklarasikan perang terhadap Hamas.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Bagi sebagian besar warga Israel, peristiwa di Be’eri menunjukkan betapa lemahnya militer Israel mengantisipasi serangan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Pasukan Hamas bertahap menguasai seluruh kibbutz (permukiman) Be’eri, yang berpenduduk 1.200 jiwa dan menjadikannya desa terbesar dari 25 desa yang membentuk Dewan Regional Eshkol.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sejumlah anggota dewan regional Eshkol dibunuh. Beberapa diyakini telah diculik dan dibawa ke Jalur Gaza.

“Mereka berjalan di sekitar Be’eri seolah-olah merekalah pemilik tempat itu,” Haim Jelin, seorang penyintas sekaligus mantan anggota parlemen serta mantan ketua Dewan Regional Eshkol, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, seperti dikutip Times of Israel.

Berita Lainnya:
Komnas HAM Minta DKPP Cermati Prinsip UU TPKS Saat Proses Pengaduan Terhadap Ketua KPU

Menurut dia, militan Hamas menembak tanpa pandang bulu, menculik siapa pun yang mereka bisa, dan membakar rumah-rumah penduduk.

Penduduk yang ketakutan melarikan diri. Namun, sebagian gagal.

Jelin menyebut apa yang terjadi di Be’eri sebagai “pembantaian.”

Dia mengatakan tidak mempunyai data pasti mengenai korban jiwa, korban selamat, korban penculikan atau orang hilang di Be’eri.

Namun, yang ia tahu serangan ini merupakan bagian dari serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh ratusan pasukan bersenjata Hamas.

Pasukan Hamas dengan mudah menembus iga kota, yakni, Ofakim, Sderot dan Netivot, serta beberapa desa.

Di Be’eri, invasi tersebut menampilkan elemen yang hanya bisa dibayangkan oleh sedikit orang Israel.

Seorang pria mengenakan pakaian sipil menjelaskan apa yang terjadi dalam bahasa Arab kepada juru kamera.

Pasukan bersenjata Hamas terlihat berlari di jalan-jalan beton Israel.

Ini adalah gambaran kemenangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka melakukan razia dari pintu ke pintu terhadap anggota dewan.

Berita Lainnya:
PBB Minta Jatah Menteri ke Prabowo-Gibran: Usul Yusril Jadi Menko Polhukam

Mereka juga membunuh orang dan menangkap sedikitnya 50 orang lainnya.

Sekira 17 jam Hamas menguasai permukiman, barulah pasukan pertahanan Israel berhasil merebutnya dan membebaskan sebagian sandra. 

Pasukan Pertahanan Israel membunuh puluhan teroris di wilayah Israel dan ratusan lainnya dalam serangan di Gaza, menurut Unit Juru Bicara IDF.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan memenangkan apa yang disebutnya perang dengan Hamas.

Ia memperingatkan bahwa Israel akan “menghancurkan” kemampuannya.

Namun jaminan tersebut tidak banyak menenangkan ketakutan yang telah hilang di benak Israel seiring dengan semakin kuatnya negara tersebut.

Einat Barzilai, seorang penulis dan dosen kebudayaan Israel menyebut momen itu sangat mengejutkan karena seperti adegan perang pembebasan Israel pada 1948.

Bahkan menurutnya dibanding saat berkecamuknya perang Yim Kippur di tahun 1973, warga merasa jauh lebih aman.

“Karena Perang Yom Kippur terjadi di garis depan. Perasaan tidak berdaya dan rentan, ketika rumah Anda diserang. Ini lebih mengingatkan pada Perang Kemerdekaan tahun 1948,” kata Barzilai, yang tinggal di Yerusalem.

Sumber: Gelora

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi