Sabtu, 25/05/2024 - 12:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Tomat dan Bawang Merah Penyumbang Inflasi di NTT, Kok Bisa?

 KUPANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa tomat dan bawang merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Provinsi NTT.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Kenaikan harga tomat sejalan dengan pola historisnya di tengah belum dimulainya musim panen tomat.” kata Kepala Perwakilan BI wilayah Nusa Tenggara Timur Agus Sistyo Widjajati dalam keterangan yang diterima di Kupang, Ahad (5/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Berdasarkan pengakuan dari beberapa pedagang tomat di pasaran, harga tomat per kilogram bisa mencapai Rp15 sampai Rp20 ribu per kilogram.

Selain tomat, inflasi komoditas hortikultura juga terjadi pada bawang merah, sejalan dengan kenaikan harga yang terjadi secara nasional.

Kenaikan harga secara nasional didorong oleh kendala produksi akibat gangguan cuaca pada beberapa daerah sentra di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Komoditas Tomat dan bawang merah menjadi pendorong inflasi setelah konsisten menjadi penyumbang inflasi selama tiga bulan berturut-turut di tahun 2024, beras tercatat menjadi komoditas utama penyumbang deflasi di bulan April.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Presiden Jokowi Teken Pengesahan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta

Namun menurut Agus inflasi provinsi berbasis kepulauan itu pada momen Idul Fitri 1445 Hijriah 2024 pada April lalu tetap terjaga. Sebab secara umum inflasi NTT sebesar 0,31 persen month to month atau 2,35 persen year on year (yoy).

“Level inflasi ini terkendali dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen 1 persen. Inflasi didorong oleh peningkatan harga sejumlah komoditas seperti tomat, angkutan udara, emas perhiasan, bawang merah, dan jeruk nipis,” kata Agus.

ADVERTISEMENTS

Secara spasial Agus menjelaskan bahwa inflasi tertinggi terjadi di Kota Maumere Kabupaten Sikka yang mencapai 1,10 persen mtm, sedangkan deflasi hanya terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar minus 0,27 persen mtm.

ADVERTISEMENTS

Berdasarkan angka sementara BPS, produksi beras nasional tercatat meningkat sebesar 45,62 persen (yoy), sementara produksi beras NTT tercatat terkontraksi sebesar 34,70 persen (yoy) pada bulan April 2024.

Kondisi ini terjadi seiring dengan pergeseran musim tanam akibat pengaruh El Nino yang berpotensi menurunkan produksi beras NTT sebesar 30,85 persen (yoy) pada triwulan II 2024.

Berita Lainnya:
Masyarakat di NTT Diimbau Waspada Angin Kencang Hingga 13 Mei

Dia menambahkan bahwa sinergi dan kolaborasi Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia akan senantiasa ditingkatkan dalam menjaga inflasi di Provinsi NTT melalui berbagai strategi untuk mendorong ketahanan pangan.

Strategi jangka pendek dilakukan melalui penguatan ketersediaan pasokan, sementara peningkatan produktivitas merupakan strategi jangka panjang.

Sejalan dengan strategi tersebut, program pengendalian inflasi untuk mendorong ketahanan pangan dilakukan melalui dukungan operasi pasar murah, monitoring harga dan pasokan bahan makanan, kerja sama antar daerah (KAD), program piloting dan pendampingan dengan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.

Selain itu juga penguatan peran offtaker dan peningkatan nilai komoditas melalui hilirisasi serta mendorong peran mahasiswa sebagai agen perubahan untuk memberikan edukasi penerapan teknologi dan manajemen keuangan usaha pertanian.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi