Jumat, 03/05/2024 - 07:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Pemerintah Myanmar Ungsikan 10 Ribu Orang Akibat Banjir Besar

ADVERTISEMENTS

BANGKOK — Banjir yang dipicu oleh hujan lebat di wilayah selatan Myanmar telah menyebabkan lebih dari 10 ribu orang mengungsi. Bencana itu pun mengganggu lalu lintas di jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota terbesar di Myanmar.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Seorang pejabat senior di Kementerian Kesejahteraan Sosial, Bantuan, dan Pemukiman Kembali Lay Shwe Zin Oo mengatakan, curah hujan yang terus-menerus dimulai minggu lalu. Kondisi ini menyebabkan banjir di daerah dataran rendah di ibu kota Bago.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Lay Shwe Zin Oo mengatakan, sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, tetapi lebih dari 10 ribu orang harus meninggalkan rumah. Wilayah Bago, menurut Departemen Meteorologi Myanmar pada Ahad (8/10/2023), mencatat curah hujan sebesar 200 milimeter, tingkat tertinggi dalam 59 tahun.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Hujan atau hujan petir diperkirakan akan terjadi di seluruh negeri hingga Senin (9/10/2023) malam. Salah satu pemimpin tim penyelamat darurat di Bago mengatakan, kedalaman banjir setidaknya 2,44 meter di daerah dataran rendah dan semeter di pusat kota.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Utusan AS untuk Gaza: Sebagian Besar Gaza Berisiko Segera Alami Kelaparan

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Hampir seluruh wilayah kota terendam banjir,” kata ketua Mizzima Thukha Charity Foundation Zin Maung.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Menurut Zin Maung, kondisi kali ini merupakan banjir ketiga di kota ini hanya 2023 saja dan menjadi terburuk dalam beberapa tahun terakhir. “Semua biara di kota telah membuka kamp bantuan. Organisasi-organisasi amal mengevakuasi orang-orang dari daerah dataran rendah sebanyak yang mereka bisa,” ujarnya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Seorang warga Pan Hlaing di Bago berusia 55 tahun mengatakan, kedalaman air banjir sekitar satu meter lebih di lingkungannya. Kondisi itu membuat anggota keluarganya tinggal di lantai dua dan tiga rumah mereka. Dia mengatakan, air masih terus meningkat di lingkungannya yang belum pernah mengalami banjir parah sebelumnya.

Pejabat Kementerian Kesejahteraan Sosial Lay Shwe Zin Oo mengatakan, orang-orang berlindung di 32 kamp bantuan, sekolah, dan biara Buddha di Bago. Sementara pihak berwenang menyediakan makanan, air minum dan bantuan penting lainnya.

Berita Lainnya:
Unjuk Rasa Pro Palestina di Kampus, Gedung Putih Buka Dialog

Laporan di surat kabar Myanmar Alinn yang dikelola pemerintah  mengatakan pada Senin, kereta api yang berangkat dari Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu di Myanmar tengah, dan dari kota Mawlamyine di selatan dihentikan dalam perjalanan. Jadwal keberangkatan dari Yangon dibatalkan setelah jalur kereta api dibanjiri oleh derasnya aliran air dari aliran air pegunungan serta tumpahan dari bendungan di wilayah Bago.

Myanmar Alinn juga menyatakan, beberapa lingkungan di kotapraja Kyaikto di negara bagian Mon selatan dibanjiri oleh air dari aliran air pegunungan. Sebanyak 555 orang di wilayah itu berlindung di tiga kamp bantuan pada Ahad.

Myanmar mengalami cuaca ekstrem hampir setiap tahun selama musim hujan. Pada 2008, Topan Nargis membunuh lebih dari 138 ribu orang. Pada Juli hingga Agustus tahun ini, banjir di negara bagian Mon, Kayin, dan Rakhine serta wilayah Bago dan Magway menewaskan lima orang dan membuat sekitar 60 ribu orang mengungsi.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi