Ali bin Abi Thalib Jelaskan Tanda Seseorang Riya dan Dampak Maksiat 

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA — Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu adalah sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib suami dari putri Rasulullah SAW dan ayah dari Hasan dan Husen, cucu Rasulullah SAW.

ADVERTISEMENTS

Ali bin Abi Thalib bergelar Syaifullah al-Maslul artinya pedang Allah yang tangkas, Al-Faruq artinya pemisah antara yang hak dan batil, Ad-Da’i artinya pendakwah, As-Syahid artinya penyaksi, Bab al-Madinah artinya gerbang kota ilmu, dan Al-Wali artinya pemimpin. 

ADVERTISEMENTS

Dikisahkan, Ali bin Abi Thalib menjelaskan tanda-tanda orang yang riya dan balasan atau dampak yang didapat pelaku maksiat.

Ali bin Abi Thalib berkata, “Ada empat tanda riya pada

seseorang, yaitu malas saat sendirian, semangat di tengah orang banyak, semakin giat jika dipuji, dan semangatnya berkurang jika dicela.”

ADVERTISEMENTS

Ali bin Abi Thalib berkata, “Balasan perbuatan maksiat adalah kelemahan dalam beribadah, kesempitan dalam hidup, dan berkurangnya kenikmatan.”

ADVERTISEMENTS

 

Ditanyakan kepada Ali bin Abi Thalib, “Apa maksud berkurangnya kenikmatan?”

ADVERTISEMENTS

Ali bin Abi Thalib menjawab, “Dia tidak mendapatkan kenikmatan dalam hal yang halal dan selalu didatangi hal-hal yang akan menghabiskan kenikmatan itu.”

ADVERTISEMENTS

Ali bin Abi Thalib juga berkata, “Barang siapa ingin kejayaan tanpa sekutu, keturunan tanpa banyak anak, kekayaan tanpa harta, berpindahlah dari hinanya kemaksiatan menuju agungnya ketaatan.”

Dikutip dari buku 150 Kisah Ali bin Abi Thalib yang ditulis Ahmad Abdul Al Al-Thahthawi yang disunting, diterjemahkan dan diterbitkan kembali PT Mizan Pustaka, 2016.

Untuk diketahui, riya artinya sombong, congkak, dan bangga karena telah berbuat baik. Maksiat artinya perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT atau perbuatan dosa seperti perbuatan tercela, buruk, dan lain sebagainya.

Agama Islam mengajarkan untuk tidak riya atau sombong karena sifat sombong tidak disukai Allah SWT. Kebanyakan manusia juga tidak menyukai orang yang sombongnya keterlaluan.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Quran Surat Luqman Ayat 18)

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version