Selasa, 30/04/2024 - 14:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Angka Elektabilitas PDIP Seusai Putusan MK dan Pengaruh Jokowi Menurut Survei

ADVERTISEMENTS

oleh Nawir Arsyad Akbar, Febryan A

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Indikator Politik Indonesia merekam bahwa elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih yang teratas pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait usia minimal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Elektabilitas partai berlambang kepala banteng itu sebesar 25,2 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Mereka kemudian merekam alasan responden memilih PDIP. Alasan pertama pemilih PDIP adalah karena terbiasa memilih partai tersebut, yakni sebesar 28,4 persen. Menariknya, alasan terbesar kedua responden memilih PDIP adalah karena sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Di PDIP menarik lagi ini PDIP, 23,9 (persen) karena suka dengan Pak Jokowi. Jadi magnet PDIP di sini mengapa pilih PDIP, Pak Jokowi ini kuat,” ujar peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo lewat rilis daringnya, Kamis (26/10/2023).

ADVERTISEMENTS

Namun, pemilih PDIP yang memilihnya karena sosok Megawati Soekarnoputri justru cenderung sangat kecil, yakni sebesar 2,2 persen. Padahal, Megawati notabenenya adalah ketua umum partai berlambang kepala banteng itu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Pengamat Sebut PDIP dan PKS Masuk Kabinet, Nasib Anies dan Ganjar Tragis

Karenanya, ia menilai wajar jika ada anggapan publik yang menyebut bahwa partai politik adalah kelompok pendukung sosok tertentu. Namun yang terjadi di PDIP justru menarik, ketika Megawati justru kalah pamor dari Jokowi yang notabenenya adalah kader biasa di partai.

“Jadi Pak Jokowi di sini memang asosiasinya memang masih PDIP di sini, ya,” ujar Hendro.

“Kalau dilihat dari temuan ini sangat mungkin, ya, karena asosiasi Pak Jokowi tinggi sekali dengan PDIP. Itu sangat mungkin kalau kita lihat tren datanya dan ini tidak pertama kali rilis kita sebelumnya begitu juga,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa data tersebut sangatlah menarik di tengah kabar adanya konflik dari Jokowi dan Megawati. Khususnya setelah adanya putusan MK yang membuat Gibran Rakabuming Raka dapat maju sebagai bakal calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.

Berita Lainnya:
Yandri: Seluruh DPW dan DPD Minta Zulhas Kembali Pimpin PAN

Besarnya pengaruh Jokowi terhadap pemilih PDIP membuatnya berasumsi, bahwa hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa Gibran tak dipecat oleh Megawati. Karena, ada 23,9 persen pemilih PDIP mencoblos PDIP karena sosok Jokowi yang begitu kuat.

“Misalnya, treatment PDI Perjuangan yang dianggap terlalu lunak kepada Gibran yang maju melalui koalisi partai lain, karena PDI Perjuangan sadar karena peran Pak Jokowi dalam menggendong PDI Perjuangan itu penting, terutama jelang Pemilu 2024,” ujar Burhanuddin.

“Jadi kalau misalnya (Gibran) dikeluarkan dari PDI Perjuangan, khawatir suara PDI Perjuangan anjlok,” sambungnya.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 16 sampai 20 Oktober 2023. Jumlah responden sebanyak 2.567 orang yang tersebar di seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang sudah terlatih. Survei menggunakan metode simple random sampling yang memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekira 1,97 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi