Selasa, 30/04/2024 - 03:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Ngopi Aceh Damai: Kekerasan pada Remaja Ganggu Akses Pendidikan Layak

ADVERTISEMENTS

HARIANACEH.co.id|Banda Aceh – Kekerasan itu tidak harus terjadi secara fisik, kekerasan juga bisa terjadi melalui kata-kata dan buly.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kekerasan bukanlah cuma terjadi secara fisik, tetapi juga bisa melalui kata-kata dan buly,” kata Kepala Bidang Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional pada Badan Kesbangpol Aceh Dedy Andrian, SE, MM saat membuka kegiatan Ngopi Aceh Damai dengan tema “Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam mencegah kekerasan terhadap remaja” yang digelar di 3 In 1 Cofee, Banda Aceh, Sabtu (4/11/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Jadi bijaklah dalam menanggapi persoalan kekerasan ini, jangan langsung melakukan share sebelum mencek kebenaraannya,” lanjut Dedy.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Acara yang menghadirkan peserta Milinial, Mahasiswa, Ormas/LSM, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan Advokat itu, menghadirkan 3 pembicara dari Balai Syuro Ureueng Inong Aceh (BSUIA) Suraiya Kamaruzzaman, ST, L.LM, MT, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Peerlindungan Anak (DP3A) Aceh, Amrina Habibi, SH, MH, dan Sekjen Forum LSM Aceh Sudirman Hasan.

ADVERTISEMENTS

Suraiya Kamaruzzaman menyebut, kekerasan dapat mengganggu Psikologis dan akses anak-anak dan remaja terhadap pendidikan layak serta berkualitas.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Dikatakan, Efek kekerasan bisa mengganggu konsentrasi dan penurunan prestasi sekolah.

Berita Lainnya:
Pemko Langsa Peringati Hari Otonomi Daerah ke XXVIII

Menurut Suraiya, langkah-langkah yang harus ditempuh yakni dengan mengorganisir kampanye kesadaran masyarakat yang mencakup media sosial dan materi promosi untuk mempublikasikan informasi tentang jenis-jenis kekerasan yang terjadi, dampaknya serta cara mencegahnya.

“Ini penting untuk mencegah kekerasan yang menyebabkan kerusakan Fisik dan kesehatan mental,” jelasnya Suraiya.

Pada tahun 2018 , setidaknya 1 dari 16 orang berusia 15 ke atas terdiagnosa mengalami depresi. Sumber dikutip dari Kemenkes, menyebutkan terjadi 826 Kasus bunuh diri dilaporkan pada tahun 2022, di mana jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, Tahun 2023 Jumlah kasus 22.739, korban laki-laki 4.694 & korban perempuan 20.090.

Suraiya menyebut, hasil survei yang dilakukan Kemen PPPA hingga September 2023 ada 19.593 kasus kekerasan yang tercatat di seluruh Indonesia. 17.347 orang korban merupakan perempuan, 3.987 korban laki-laki. Korban kekerasan didominasi oleh kelompok usia 13-17 tahun, jumlahnya 7.451 korban atau sekitar 38%. Jenis kekerasan yang paling banyak dialami korban berupa kekerasan seksual, yaitu 8.585 kasus, kekerasan fisik 6.621 kasus, dan kekerasan psikis 6.068 kasus. Sumber Kemen PPPA.

Hal senada disampaian Kabid PHA DP3A Amrina Habibi, SH.,MH, menurutnya, pencegahan harus dilakukan bersama-sama, yakni dengan menghapus kekerasan seksual, melalui bersikap intoleransi, stop bullying, memperkuat pendidikan dan kesadaran, menghidupkan peran orang tua, pendidikan gender dan kesetaraan, dukungan untuk korban, Promosikan komunikasi sehat, komitmen untuk perdamaian, Budayakan pernghormatan, model perilaku positif, mempromosikan kesejahteraan mental, mensosialisasikan di sekolah dan Komunitas.

Berita Lainnya:
Jemaah Haji Aceh Mulai Berangkat 29 Mei 2024

“Promosi produktif untuk mencegah kekerasan dapat melalui konten creator, blogger, youtuber , selebgram, duta damai, dan aktifitas positif,” jelas Amrina.

Menurut Amrina, remaja adalah masa perkembangan dari kanak-kanak ke dewasa. Mereka mengalami perubahan fisik, emosional, sosial, dan kognitif yang signifikan, termasuk peningkatan kemandirian, eksplorasi identitas, dan perkembangan kognitif yang lebih kompleks.

“Selama masa ini, remaja sering mengalami perubahan dalam pola pikir, perilaku, dan hubungan sosialnya,” kata Amrina. “Pemberdayaan remaja harus dilakukan melalui kegiatan positif dan pengembangan keterampilan sosial juga,” demikian Amrina.

Sementara Sekjen Forum LSM Aceh Sudirman Hasan menilai setiap kekerasan adalah tindakan yang tidak mencerminkan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, pelaku kekerasan ini sudah final dan harus diberikan sanksi hukum yang berlaku.

“Selain itu, masyarakat harus saling melindungi agar tindak kekerasan bisa dihindari,” jabar Sudirman.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi