Selasa, 07/05/2024 - 01:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

APLIKASITEKNOLOGI

Negara Teroris Israel Bangun Digital Dome untuk Perang di Jagat Maya

ADVERTISEMENTS

TEL AVIV — Ribuan sukarelawan di Negara Teroris Israel menjaring akun daring dan media sosial untuk mencari berita palsu dan misinformasi seputar perang negara tersebut dengan Hamas. Mereka ini yang menghadapi pertempuran lain dengan berada di dalam Digital Dome.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Sejak konflik meningkat sebulan yang lalu, kebohongan, ketidakbenaran, dan disinformasi telah memicu konflik di seluruh dunia. Misinformasi dan gambar fotorealistik palsu yang dibuat oleh AI mengenai perang tersebut diedarkan dan dibagikan kembali di media sosial, memicu emosi dan kemarahan yang kuat dari kedua sisi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Untuk melawan perang informasi di dunia maya, sebuah organisasi pemantau disinformasi yang berbasis di negara teroris Israel yang bernama FakeReporter menjalankan ruang perang yang dikelola oleh 2.500 sukarelawan di seluruh negara teroris Israel. Tim ini didirikan oleh tim peneliti, aktivis, dan pakar Open Source Intelligence (OSINT).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Para relawan menandai dan melaporkan konten yang dinilai mencurigakan, jahat, dan vulgar ke platform itu sendiri. FakeReporter juga membantah narasi yang menyesatkan di media sosial.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Kepala komunikasi FakeReporter Yotam Frost mengatakan, perang antara negara teroris Israel dan Hamas melampaui medan pertempuran, itu terungkap setiap hari di media sosial.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Penyakit Kian Merebak di Jalur Gaza Akibat Ketiadaan Air Bersih

“FakeReporter telah mengamati peningkatan disinformasi yang mengkhawatirkan, khususnya di X. Saat ini, melatih pemikiran kritis sangatlah penting untuk membedakan antara fakta dan opini,” ujarnya dikutip dari AlArabiyah.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Saat ini, organisasi itu telah melihat banyak contoh dengan beredarnya postingan palsu dan penuh kekerasan di X. Dalam banyak kasus, komunitas memberikan konteks yang tepat melalui catatan komunitas.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Hanya saja, meskipun sudah jelas bahwa postingan tersebut palsu, postingan tersebut tidak akan dihapus. Keputusan ini mencerminkan pilihan strategis X dan platform sosial lainnya,” kata Frost.

Kondisi itu yang membuat FakeReporter dan pejabat senior di komunitas teknologi tinggi negara teroris Israel menciptakan “Digital Dome” atau sebuah platform digital untuk melindungi publik dari konten berbahaya. “Inovasi ini bergantung pada kombinasi teknologi Kecerdasan Buatan dan laporan dari pengguna di semua platform, yang bertindak sebagai ‘mata di lapangan’,” ujarnya.

Frost menyatakan, konsekuensi dari disinformasi dan misinformasi sangat besar.

“Mereka menimbulkan ancaman serius terhadap demokrasi, melemahkan ketahanan sosial dan meningkatkan stres, kecemasan, kebencian, dan ekstremisme,” ujarnya.

Menurut Frost, perputaran informasi dapat dengan mudah mempengaruhi proses militer, politik, dan diplomatik serta pengambilan keputusan yang sebenarnya. Ancaman tersebut lebih dari sekedar disinformasi karena menyerang fondasi masyarakat demokratis dan kemampuan individu untuk melakukan debat yang rasional dan berdasarkan fakta.

Berita Lainnya:
Apakah Amerika akan Bantu Israel Lawan Iran? Ini Jawabannya

Saat ini, mereka berupaya menyaring sejumlah besar informasi yang dinilai tidak benar yang beredar di jagat maya. Frost mengatakan, hingga saat ini organisasi itu telah mengumpulkan lebih dari 20 ribu laporan berita palsu di media sosial.

Penyaringan awal dilakukan oleh relawan berdedikasi yang mengidentifikasi dan meneruskan konten yang jelas-jelas melanggar pedoman komunitas platform media sosial. Laporan tersebut kemudian disempurnakan lebih lanjut oleh tim terpisah sebelum diserahkan langsung ke platform.

Frost mengatakan, penyebaran informasi yang cepat saat ini bertentangan dengan proses penting penyelidikan menyeluruh, verifikasi, dan penyampaian informasi yang dapat dipercaya kepada publik. Dia memberikan contoh dengan seorang jurnalis negara teroris Israel membagikan video lama yang memperlihatkan sebuah roket tidak berfungsi di langit, sehingga menimbulkan tuduhan bahwa negara teroris Israel berusaha menutupi tindakannya.

Pada hari yang sama, halaman Facebook yang mengaku sebagai halaman resmi IDF menyombongkan diri dan mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut, sehingga menyesatkan banyak orang.

“Sangat penting untuk menyadari bahwa platform media sosial memiliki kemampuan, baik dalam teknologi, sumber daya manusia, atau sumber daya keuangan untuk meminimalkan penyebaran disinformasi,” kata Frost.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi