Jumat, 03/05/2024 - 00:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Raja Faisal, Penguasa Arab yang Berani Embargo Minyak ke Pendukung Israel

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Penguasa Arab Saudi, Raja Faisal Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Saud dikenal sebagai musuh Israel. Raja yang memerintah Arab Saudi pada 1964 sampai 1975 ini sangat getol mendukung rakyat Palestina dalam membela tanah airnya. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Bahkan, pada 1973, dengan keteguhan dan keberaniannya Raja Faisal bersama dengan para pemimpin Arab lainnya, memberlakukan embargo minyak terhadap negara-negara Barat yang mendukung Israel selama Perang Oktober. Akibatnya, Amerika Serikat mengancam akan menggunakan kekerasan terhadap Arab Saudi.  

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam sebuah wawancara dengan Asharq Al-Awsat, mantan kepala intelijen Arab Saudi yang juga pernah menjabat sebagai duta besar untuk London dan Washington DC, Pangeran Turki Al-Faisal, menjelaskan peristiwa penting yang terjadi selama pemerintahan ayahnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pangeran Turki Al-Faisal, yang menjadi penasihat di Istana Kerajaan pada 1973, ketika Raja Faisal mengambil keputusan embargo minyak, mengatakan bahwa raja tidak terguncang oleh ancaman AS dan tetap teguh.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Menurut Pangeran Turki, embargo minyak berperan penting dalam mendorong AS menemukan solusi cepat dan adil terhadap konflik Arab-Israel. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Raja Faisal dan para pemimpin Arab lainnya terpaksa mengambil keputusan tersebut karena dukungan Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel selama perang,” ujar Pangeran Turki dilansir dari Arabnews, Selasa (14/11/2023).

Dia menambahkan, para pejabat Amerika berbicara tentang kemungkinan menyerang ladang minyak Saudi, seperti yang diberitakan sebuah surat kabar AS. Beberapa pernyataan tersebut datang dari Menteri Luar Negeri AS yang saat itu dijabat oleh Henry Kissinger.

Berita Lainnya:
Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab

Pangeran Turki mengatakan, ayahnya yang saat itu berada di Jeddah, menerima telegram dari Kissinger yang memperingatkan bahwa jika Kerajaan tidak mencabut embargo, AS akan mengambil semua tindakan untuk melindungi kepentingannya.

“Pesannya tidak spesifik mengenai tindakan yang akan mereka ambil, namun nampaknya mereka akan menggunakan kekerasan. Seorang perwakilan CIA memberi saya pesan tak bertanda tangan itu, memberitahukan bahwa pesan itu dari Kissinger…Saya menemui raja dan menyampaikan isinya. Dia menerima pesan tersebut, membacanya dan berkata: ‘Khair insya Allah’ (Baik, Insya Allah),” kata Pengeran Turki. 

Menurut dia, sangat jelas bahwa ancaman itu datang dari pemerintah Amerika. Namun, kata dia, ayahnya menanggapinya sangat santai, ceria, dan humoris. Raja Faisal tetap bersemangat meskipun ada ancaman seperti itu. 

“Ini mencerminkan kualitas dan tekadnya yang tinggi. Dia menyampaikan pesan bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak akan tunduk pada ancaman, sebagai akibat dari keputusan yang diambilnya bersama negara-negara Arab lainnya. Itu adalah jawaban yang bagus,” jelas Pangeran Turki.

Pangeran Turki mengatakan, embargo tersebut diumumkan setelah Perang Oktober (juga dikenal sebagai Perang Ramadhan) ketika masyarakat AS kekurangan minyak. Embargo inilah yang menjadi sebab utama di balik krisis minyak bumi 1973.

Sebelum mengumumkan embargo, kata Pengaeran Turki, Raja Faisal juga telah memperingatkan AS terhadap dukungannya yang tidak memenuhi syarat kepada Israel, dan memberikan senjata kepada negara Yahudi tersebut.

Ketika ditanya apakah ia menganggap embargo yang dilakukan ayahnya itu benar atau salah, Pangeran Turki menjawab:

Berita Lainnya:
Komedian Babe Cabita Wafat, Berikut 12 Tanda Orang yang dekat dengan Kematian

“Saya bukan orang yang bisa berkomentar; tindakan itu berbicara sendiri. Tidak ada keraguan bahwa situasi ini memerlukan keputusan seperti itu, karena AS sepenuhnya berpihak pada Israel selama Perang Ramadhan dengan memberikan senjata kepada negara Yahudi tersebut,” ujar Pangeran Turki

Dia menambahkan, Raja Faisal telah memperingatkan AS sebelum perang dan mengangkat isu Israel yang menduduki tanah Palestina. Ia juga menekankan perlunya Israel menarik diri dari wilayah Arab yang didudukinya setelah Perang 1967.

“Sebelum Perang Ramadhan, Raja Faisal telah menciptakan opini publik bahwa dukungan AS terhadap Israel akan berdampak negatif. Raja, bersama para pemimpin Arab lainnya, kemudian mengambil keputusan untuk memboikot minyak. Hal ini mempengaruhi peristiwa serta kebijakan AS terhadap negara-negara Arab,” jelas Pangeran Turki. 

Dia menuturkan, AS mencoba menyelesaikan krisis tersebut dan Kissinger mengunjungi wilayah tersebut sekitar 10 kali untuk mencapai solusi, karena AS melihat bahwa kepentingannya adalah mencapai penyelesaian damai. 

“Presiden Nixon kemudian berbicara tentang solusi yang adil terhadap masalah Timur Tengah. Kemudian, para pemimpin Amerika lainnya juga mempresentasikan proyek dan solusi untuk menyelesaikan konflik Arab-Israel. Bagi saya, embargo tersebut efektif dalam meningkatkan proses perdamaian Timur Tengah dan membuat proposal baru untuk menyelesaikan masalah Palestina,” kata Pengeran Turki. 

 

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi