Senin, 06/05/2024 - 14:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter Ungkap Peran MPASI Cegah Anemia pada Bayi

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dokter Spesialis Anak Dr Lanny Christine Gultom mengungkapkan bayi kerap kali mengalami anemia defisiensi besi (ADB). Namun, sebenarnya hal ini dapat dicegah melalui makanan pendamping asi (MPASI) yang baik. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Ahli Nutrisi yang saat ini menjabat sebagai Staf SMF Kesehatan Anak di RSUP Fatmawati ini menjelaskan ADB adalah rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi di dalam tubuh. Anemia defisiensi besi pada bayi tidak terjadi secara tiba-tiba, namun didahului oleh dua tahapan sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dua tahap itu adalah yaitu deplesi besi (berkurangnya cadangan zat besi, namun kadar hemoglobin masih normal) dan defisiensi besi dimana kadar hemoglobin sudah menurun. Bayi yang mengalami deplesi besi dan tidak ditangani dengan baik akan mengalami defisiensi besi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Jika kondisi defisiensi besi tidak juga di tangani segera, maka bayi akan mengalami ADB,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (18/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Tips Jaga Tubuh Tetap Prima Selama Mudik Lebaran, Salah Satunya Makan Kurma

Ia menjelaskan anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti suplai zat besi yang rendah (prematuritas, pemberian MPASI yang terlambat, diet vegetarian, gangguan menelan). Penyebab lainnya adalah peningkatan kebutuhan besi (usia bayi, berat badan lahir rendah, pertumbuhan cepat pada masa pubertas (pubertal growth spurt). 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Penyebab lain masalah ini adalah penurunan penyerapan besi di saluran cerna (penyakit inflammatory bowel diseases, infeksi helicobacter pylori, dan lainnya). Bisa pula karena adanya perdarahan (menstruasi yang sering dan berlebih, alergi susu sapi, dan lainnya)

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Penelitian Ringoringo pada bayi berusia 0 sampai 12 bulan di Kalimantan Selatan menemukan insidens ADB sebesar 47,4 persen. Insidens ADB pada penelitian ini cenderung lebih tinggi pada bayi yang lahir dari ibu dengan anemia dibandingkan ibu tanpa anemia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Minum Alkohol Meski Sedikit Tetap Berisiko Bagi Pertumbuhan Janin

Zat besi juga merupakan salah satu zat gizi penting untuk perkembangan janin, bayi, dan anak, terutama pada perkembangan otak. Defisiensi zat besi mengakibatkan gangguan perkembangan psikomotor dan fungsi kognitif, khususnya fokus dan daya ingat.

Pada saat di dalam kandungan, bayi mendapatkan asupan zat besi dari ibunya yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi bayi sampai 4 samoai 6 bulan pertama setelah kelahirannya. Bayi yang lahir cukup bulan dan mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan suplementasi zat besi. 

Ketika bayi mencapai usia 4 sampai 6 bulan, cadangan zat besi mulai habis sedangkan kebutuhan zat besi makin meningkat sehingga menyebabkan bayi lebih rentan untuk mengalami defisiensi besi. Kebutuhan zat besi pada bayi berusia 6 sampai 11 bulan yaitu 11 mg/hari dimana 97 persem dari kebutuhan ini harus dipenuhi dari MPASI.

Ibu dapat memberikan MPASI….

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi