Kamis, 16/05/2024 - 05:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Lima Wanita Muslimah Berjilbab Berprestasi, Ada Brigjen Hingga Profesor Termuda

4. Prof Riri Fitri Sari (Guru besar perempuan termuda di UI)

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Riri Fitri Sari adalah guru besar teknik komputer di Universitas Indonesia. Saat menyandang predikat tersebut pada 2009, dia menjadi guru besar perempuan termuda di usia 39 tahun, dan rekor ini belum terpecahkan sampai sekarang.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Pendidikan akademik S1 Riri ditempuh di UI, lalu dia mengenyam pendidikan masternya di Universitas Sheffield, kemudian pendidikan doktoral di Universitas Leeds, Inggris.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Perempuan asal Bukittinggi Sumatra Barat ini pertama kali menyentuh komputer pada usia 11 tahun, pada awal 1980-an. Gadget pertamanya adalah Sinclair, yang dibeli oleh sang ayah saat di Jakarta.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Oleh ayahnya, Riri dipersilakan untuk mencoba komputer tersebut. Di antara saudara-saudaranya, dialah yang senang menggunakan, lalu mencoba-coba belajar berbekal keingintahuan untuk menyelesaikan masalah. Kemudian ia juga menjajal komputer Apple II Plus.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Meski dipenuhi keingintahuan terhadap perkembangan teknologi, Riri tidak pernah lupa dengan nasihat neneknya, yaitu untuk terus memelihara sholat dan mengaji, serta istiqamah di jalan yang lurus dalam melangkah. Sebab, bagaimana pun, manusia di dunia ini hanya sebagai pejalan dan sementara.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Semua yang kita punya ini hanya titipan dari Allah. Termasuk semua waktu kita, pikiran kita, tidak ada yang kita punya,” ucapnya. Kakek Riri, yang merupakan ulama setempat, juga selalu berpesan bahwa tugas seorang Muslim adalah menjalankan hidup ini dengan sebaik-baiknya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Jangan Khawatir, Keringat Ikhtiar Suami Cari Nafkah Dibayar Allah dengan Ini

Dia merasa senang bisa berbagi ilmu dan melihat mahasiswanya melakukan sesuatu yang luar biasa. Ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Bisa membagikan apa yang ia ketahui, kemudian mahasiswa yang memperolehnya membagikan kembali ilmunya. Sebagian mahasiswanya sudah ada yang bergelar profesor.

ADVERTISEMENTS

“Saya selalu ingat perkataan nenek saya, bahwa ada tiga hal yang kita tinggalkan di dunia ini, salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Saya pikir saya sudah menjalankan tugas yang pertama Insya Allah. Mudah-mudahan bermanfaat,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS

5. Dr Indri Chairunnissa (Doktor termuda di UIN RMS Surakarta)

Muda, pintar dan cantik, mungkin tiga kata ini yang tepat untuk menggambarkan sosok Indri Chairunnissa. Di usia 28 tahun, dia sudah memegang gelar doktor Manajemen Pendidikan Islam dari UIN Raden Mas Said (RMS) Surakarta, dengan IPK 3,91.

Dengan demikian, ia menjadi doktor termuda pertama, doktor perempuan termuda pertama, lulusan terbaik dan tercepat tingkat universitas dengan waktu 2 tahun 10 bulan di UIN RMS Surakarta.

Prestasi lainnya, Indri menjadi pemenang dalam ajang Beauty Muslimah Indonesia Intelegensia 2017. Hingga sekarang, dia satu-satunya peserta yang bergelar doktor pada ajang tahunan bergengsi itu. Saat ini, Indri bertugas sebagai dosen muda Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)-Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Berita Lainnya:
PHRI Bali Waspadai Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS

Indri menuturkan, hal yang memotivasi dirinya dalam mencapai prestasi dunia akademik tak lepas dari pandangannya bahwa kuliah dan berprestasi di dunia akademik adalah kebutuhan. Kebutuhan bagi setiap orang yang sadar tentang betapa berharganya sebuah pengetahuan.

Jalan untuk menggapai prestasi yang dilalui Indri memang tak mudah. Begitu banyak kerikil yang diinjaknya hingga menjadi seperti sekarang ini. Dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga S3-Doktor di UIN RMS Surakarta, dia sekolah lalu kuliah tanpa jeda dan tanpa beasiswa. Jalan yang ditempuhnya ini menjadi hal yang luar biasa untuknya.

Di masa awal kuliah S1, Indri pernah mendapat perundungan. Ada pihak yang berusaha menggoyahkan impiannya untuk menyelesaikan studi doktor di usia 28 tahun. Ada yang mengatakan, studi doktor tidak penting bagi perempuan, sulit, mahal, dan sebagainya.

“Titik baliknya, Allah Mahamelihat, Allah bantu aku untuk menyelesaikan studi ini dengan baik, cepat, bahkan hanya dalam waktu 2 tahun 10 bulan. Aku bisa buktiin, aku bisa jadi lulusan doktor pertama dan lulusan doktor perempuan pertama di usiaku yang masih 28 tahun waktu itu, dengan IPK 3,91 alias terbaik tingkat universitas. Ini benar-benar mengukir sejarah emas pertama di kampus UIN RMS Surakarta,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi