Sabtu, 04/05/2024 - 18:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Menanti Aturan Etika untuk AI

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Oleh: Setyanavidita Livikacansera

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Redaktur Republika

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Perkembangan dunia teknologi, terkadang memang lebih cepat dari bagaimana para pengambil keputusan membuat aturan. Tak jarang juga, dengan kompleksnya sebuah teknologi yang kemudian terus berevolusi, aturan yang baru dibuat pun kemudian menjadi cepat obsolete, atau tak relevan lagi.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Begitu pula dengan pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI. Setahun berlalu sejak ChatGPT mengguncang dunia, desakan untuk mengatur teknologi yang satu ini pun terus menggema.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Salah satunya, adalah untuk menetapkan aturan etik dalam pemanfaatan AI. Meskipun AI memberikan berbagai potensi inovatif yang luar biasa, tanpa kerangka etika yang kuat, dampaknya sangat mungkin justru akan menjadi bumerang yang merugikan masyarakat dan individu.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Oleh karena itu, urgensi dalam menerapkan aturan etik terlihat dalam beberapa aspek krusial. Pertama-tama, masalah privasi dan keamanan data menjadi fokus utama. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Teknologi AI sering kali memerlukan akses ke data pribadi untuk memahami dan merespons kebutuhan pengguna. Dengan adanya aturan etik yang jelas, perlindungan privasi pengguna dapat dijamin, mengurangi risiko penyalahgunaan informasi yang sensitif.

Pengguna teknologi yang pertama kali diperkenalkan pada 1956 ini, harus dapat memercayai bahwa data pribadi mereka akan dikelola dengan aman dan bertanggung jawab.

Berita Lainnya:
Mayoritas Perusahaan di Indonesia tak Tambah Karyawan Sepanjang 2023

Kedua, dalam konteks pengambilan keputusan otomatis oleh sistem AI, aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi sangat penting. Aturan etik harus menuntut agar algoritma AI dapat dijelaskan secara terperinci, dan keputusan yang dihasilkannya dapat dipertanggungjawabkan. 

Tak terbatas hanya masalah teknis, tetapi juga keseimbangan antara inovasi teknologi dan dampaknya terhadap hak-hak individu. Selanjutnya, etika AI juga mencakup pertimbangan terhadap efek sosial. 

Implementasi teknologi ini dapat mempengaruhi lapangan pekerjaan, merubah dinamika pasar tenaga kerja, dan menciptakan kesenjangan ekonomi yang lebih besar. Oleh karena itu, aturan etik, idealnya harus mampu merinci strategi untuk memitigasi dampak negatif ini dan memastikan bahwa perkembangan AI memberikan manfaat yang merata kepada masyarakat.

Di sisi lain, dalam aspek keamanan, aturan etik juga diperlukan untuk menghindari potensi penggunaan teknologi AI dalam kegiatan kriminal atau perang siber. Peraturan ini harus mencakup langkah-langkah untuk mencegah penyalahgunaan AI dalam pembuatan senjata otonom atau serangan siber yang merugikan.

Keamanan dalam pemanfaatan teknologi ini menjadi krusial untuk melindungi integritas dan kestabilan sistem. Kemudian, urgensi aturan etik AI juga terkait dengan dampak lingkungan. Pengembangan teknologi ini sering membutuhkan daya komputasi yang besar, meningkatkan jejak karbon dan dampak lingkungan lainnya. 

Berita Lainnya:
5 Keuntungan Menggunakan Bot WhatsApp Untuk Kebutuhan Bisnis

Etika AI harus memasukkan aspek keberlanjutan, memastikan bahwa inovasi tidak merugikan bumi dan masa depan generasi mendatang. Secara keseluruhan, aturan etik tentang pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan.

Keputusan dan perkembangan dalam bidang ini harus selaras dengan prinsip-prinsip moral yang mendasari keadilan, kebebasan, dan martabat manusia. Dengan adanya aturan etik yang kokoh, kita dapat memastikan bahwa AI menjadi alat positif yang mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat global.

Berbagai pertimbangan akan etika pemanfaatan AI ini pula yang digunakan oleh beberapa negara di Eropa. Pada April 2021, Uni Eropa telah memperkenalkan inisiatif yang mencakup peraturan dan pedoman etika AI.

Salah satu langkah utama adalah “Proposal for a Regulation on a European Approach for Artificial Intelligence” yang diajukan oleh Komisi Eropa. Proposal ini mencakup sejumlah prinsip dan aturan untuk memastikan penggunaan AI yang etis dan aman di Uni Eropa.

Beberapa di antaranya, adalah pembagian aplikasi AI menjadi tiga kategori risiko (tinggi, sedang, dan rendah) dengan persyaratan dan kewajiban yang sesuai untuk setiap kategori. Hal ini bertujuan memberikan pendekatan yang sesuai dengan tingkat risiko yang terlibat.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi