Sabtu, 04/05/2024 - 03:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Luhut: Harga Nikel Terlalu Tinggi Itu Bahaya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa jika harga nikel terlalu tinggi akan sangat berbahaya bagi perekonomian. Diketahui, Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Kalau harga nikel terlalu tinggi itu sangat berbahaya, kita belajar dari kasus cobalt tiga tahun lalu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Ini salah satu pemicu lahirnya lithium ferro phosphate (LFP) itu,” ujar Luhut melalui video di akun Instagram pribadi yang terverifikasi @luhut.pandjaitan dipantau di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Begitu juga dengan nikel, ia mengatakan jika harga nikel terlalu tinggi maka industri baterai listrik juga akan mencari alternatif lain.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Jadi, ini kalau kita juga bikin harga itu ketinggian, orang akan cari alternatif lain, teknologi berkembang sangat cepat,” kata Luhut.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Menparekraf: Pulau Bali Belum ''Overtourism''

Lebih lanjut, ia juga menekankan bahwa lithium battery berbasis nikel itu bisa didaur ulang. Namun, LFP sampai saat ini belum bisa didaur ulang.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Tetapi ingat lithium battery itu bisa recycling, sedangkan tadi yang LFP itu tidak bisa recycling sampai hari ini tetapi sekali lagi teknologi itu terus berkembang. Kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan China, tadi lithium battery juga kita kembangkan dengan China maupun dengan lain-lain,” kata Luhut.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dalam kesempatan itu, ia juga merespons kritikan perihal harga nikel anjlok. Luhut mengatakan bahwa seharusnya dapat dilihat tren harga nikel dalam 10 tahun terakhir.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Siklus daripada komoditas itu kan naik turun apakah itu batu bara, nikel, timah atau emas apa saja tetapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu di 15.000-an dolar AS bahkan pada periode 2014-2019 periode hilirisasi mulai kita lakukan harga rata-rata nikel itu hanya 12.000 dolar AS,” ungkapnya.

Berita Lainnya:
Menteri Bahlil Ungkap, Pemerintah Bakal Tambah Kepemilikan Saham di Freeport

Selain itu, Luhut juga menyebut bahwa program hilirisasi yang dilakukan bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.

“Pernah kita inflasi di bawah 3 persen? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang. (Karena) apa itu? Ya hilirisasi. Kita bisa maintain growth masih 5 persen di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia begini dan kita masih berupaya di atas 5 persen, mungkin 6 persen di tahun depan,” ujarnya.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi