Jumat, 17/05/2024 - 11:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Israel Hancurkan Saluran Air, Warga Gaza Terpaksa Minum Air Kotor

 GAZA — Warga Palestina di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara mengantre di dekat truk tangki air dengan membawa wadah plastik, tetapi tidak mendapat air bersih yang mereka harapkan. Tangki air itu memiliki kapasitas terbatas dan tidak dapat menyediakan air bagi ratusan warga Gaza yang menghabiskan berjam-jam waktu mereka untuk menunggu setiap hari.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Di area lain kamp tersebut, warga Palestina berkerumun di sekitar salah satu saluran air yang dihancurkan oleh tentara Israel, mencoba mengisi saluran air langsung dari sana. Karam Abu Nada, seorang warga Palestina berusia 30-an yang sedang menunggu giliran untuk mengisi air dari pipa yang hancur, mengatakan bahwa para penghuni kamp berkumpul untuk mengambil air meskipun air tersebut terkontaminasi.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Dia mengatakan, kepada Anadolu, dikutip Rabu (31/1/2024), bahwa mereka biasanya menggunakan air yang tercemar untuk mencuci, membersihkan, dan memasak. Kadang-kadang mereka harus menunggu hingga 10 hari untuk mendapatkan air ini, kata dia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Warga Gaza terpaksa menjatah konsumsi air karena hanya tersedia beberapa hari sekali. Mereka meminimalkan jumlah yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan membersihkan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Banyaknya Bantuan ke Gaza tak Boleh Jadi Dalih Israel Menyerang Rafah

Abu Nada mengatakan, air yang tercemar berdampak pada mereka, terutama anak-anak, dan menyebabkan penyakit usus dan kulit di tengah kurangnya obat-obatan untuk mengobati mereka. Raed Radwan, warga Palestina berusia 50 tahun dari Kota Gaza, mengatakan keluarganya terus-menerus menghadapi krisis air.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kami memperoleh air dengan mengisi beberapa galon plastik dari salah satu klub di wilayah tempat kami tinggal, yang memompa air dari sumur pribadi setiap 3-4 hari sekali karena kekurangan bahan bakar,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Menurut dia, air yang didapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, sehingga memaksa mereka untuk mengurangi konsumsi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Sebelum perang, air ini hanya digunakan untuk mencuci piring dan membersihkan, tetapi saat ini kami menggunakannya untuk minum, yang telah menimbulkan berbagai penyakit mulai dari infeksi saluran cerna hingga penyakit ginjal dan dehidrasi,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS

Ia mengecam sikap diam dunia atas apa yang dihadapi Palestina.

ADVERTISEMENTS

Yusuf Hamad (25) yang melarikan diri dari Kota Beit Hanoun di timur laut ke salah satu pusat penampungan di Jabalia, mengatakan ribuan pengungsi menderita kondisi kesehatan akibat kelangkaan air.

Berita Lainnya:
Irlandia: Israel Sengaja Lemahkan UNRWA

“Kami telah menderita krisis air yang parah selama lebih dari tiga bulan, karena kami menerima jatah kecil setiap beberapa hari karena kekurangan bahan bakar,” kata dia.

Dia mengatakan, kekurangan air menyebabkan sebagian besar pengungsi, terutama anak-anak, tertular penyakit pencernaan dan kulit karena kurangnya kebersihan. Jalur Gaza menghadapi krisis air bersih karena rusaknya infrastruktur akibat perang yang masih berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang Hamas Palestina.

Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah memutus pasokan air, makanan, obat-obatan, listrik, dan bahan bakar untuk 2,3 juta warga Palestina di Gaza. Akibatnya, fasilitas desalinasi dan jaringan pembuangan limbah di Gaza terganggu karena kekurangan bahan bakar dan listrik sejak pertengahan Oktober tahun lalu, menurut Otoritas Air Palestina.

PBB telah berulang kali memperingatkan penyebaran penyakit akibat krisis air, ditambah dengan kurangnya perlengkapan kebersihan.

“Orang-orang di Gaza hidup dalam bencana, mereka rentan terhadap kematian karena kelaparan, kekurangan gizi, kehausan, atau karena peluru, cedera, dan bangunan runtuh di atas mereka,” kata Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia Christian Lindmeier kepada Anadolu.

sumber : ANADOLU

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi