Selasa, 21/05/2024 - 12:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Naskah Kuno Ini Jelaskan Bagaimana Para Pekerja Era Firaun Catat Daftar Hadir Mereka

JAKARTA – Sebuah naskah kuno ditemukan di Deir el-Medina di Luxor, Mesir. Ini termasuk penemuan langka berusia sekitar 3.200 tahun yang mengungkap sistem kerja di era Mesir kuno di masa Raja Firaun.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Naskah kuno tersebut berisi daftar absensi para pekerja di era Firaun. Di dalamnya memuat berbagai alasan ketidakhadiran para pekerja, yang dicatat dalam naskah langka itu.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Sejumlah alasan ketidakhadiran pekerja yang tertulis di naskah tersebut, di antaranya, “Aku memeras wine, dan aku menghadiri upacara mumifikasi persaudaraan.” Alasan lainnya ialah karena tergigit kalajengking, atau berziarah ke makam orang tua, atau memberikan persembahan kepada dewa atau karena istri melahirkan.

Asisten dosen sejarah dan barang antik Mesir, Dr Islam Muhammad Saeed menjelaskan, sistem kehadiran dan cuti yang saat ini dianut ternyata juga berlaku di Mesir kuno, tapi relatif berbeda.

Salah satu potongan naskah kuno berisi alasan ketidakhadiran pekerja, terbuat dari batu kapur dan ditemukan di situs Deir el-Medina. Tempat ini adalah pusat terpenting pada era Kerajaan Mesir kuno. Letaknya ada di utara Lembah Para Raja di wilayah Luxor.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
99 Asmaul Husna dan Keutamaan Berdzikir dengan Melafazkannya

Karya ini saat ini dipajang di British Museum di London, dan diukir dalam aksara hierarkis, nomor 280. Hari kerja bertanggal 40 tahun pemerintahan Raja Ramses II, termasuk 70 hari kerja penuh.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Di sisi kanan pada naskah, tercatat daftar nama kehadiran dan ketidakhadiran 42 orang pekerja di lokasi Deir el-Medina, yang tidak hadir hanya dua orang. Di sisi kiri juga dicatat dalam garis vertikal di depan masing-masing pekerja yang tidak hadir beserta alasannya yang diberi warna hitam.

“Ada yang karena sakit atau sengatan kalajengking, atau karena ingin pergi untuk persembahan kepada dewa, atau ingin menemani istri yang melahirkan. Ini sudah cukup alasan untuk tidak hadir. Untuk membedakan garis kehadiran dan tanda tangan keberangkatan serta alasan ketidakhadiran, orang di masa Mesir kuno itu menandakannya dengan tinta merah,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS

Terdapat sejumlah penelitian dan studi terbaru yang menunjukkan beberapa alasan lain yang membuat pekerja tidak masuk kerja. Di antaranya karena melakukan beberapa tugas, seperti menjadi juru tulis atau mewakili pemimpin atau menteri dalam beberapa acara.

ADVERTISEMENTS

“Atau untuk tujuan lain yang berkaitan dengan agama atau komunitas lokal, seperti mengumpulkan hasil panen dan membuat wine untuk dipersembahkan kepada dewa,” jelas Saeed.

Berita Lainnya:
Dialog Panglima Romawi dan Pedang Allah Sebelum Masuk Islam Saat Perang di Suriah

Sistem di Mesir kuno tetap menjadi metode yang diikuti selama beberapa periode dan era berturut-turut hingga sekarang. Saat itu media yang digunakan adalah dengan kertas untuk membuktikan kehadiran dan ketidakhadiran. Adapun untuk ketidakhadiran, dikumpulkan dalam lembaran harian yang disebut Yaumiyah Al Ghiyab (Daftar Tidak Hadir Harian).

Baca juga: 4 Perkara yang Bisa Menghambat Rezeki Keluarga Menurut Alquran

Selain itu juga terdapat sistem pencatatan waktu libur, santai dan reguler. Kemudian pada bagian kehadiran dan keberangkatan, menggunakan sebuah perangkat sidik jari untuk memastikan bukti kehadirannya.

“Ini adalah tahap-tahap perkembangan yang berbeda dari satu ide yang diciptakan oleh orang Mesir kuno, yang dengannya terlihat bagaimana sistem masyarakatnya, dan kemudian seluruh dunia mengembangkannya,” kata Saeed.

Sumber: almawq3, abou-alhool

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi